Jumat, 23 Februari 2018
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK
“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN
SIKLUS HIDUP PRODUK”
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu
produk yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan
besar dalam perencanaan pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan
mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil
memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadaap pengembangan produk baru, suatu
perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat
sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah
menciptakan inovasi baru yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus
mengganti produk-produk yang telah masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang
hidup produknya.
Semua
produk tampaknya mengalami siklus hidup produk dilahirkan melalui beberapa fase
dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu dapat
melayani kebutuhan dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini menghadirkan dua
tantangan utama :
Pertama,
karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu
mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan
pengembangan produk baru).
Kedua,
perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi
perubahan selera, teknologi dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap
siklus hidup (tantangan siklus hidup produk).
B.
Rumusan Masalah
1. Menganalisis definisi produk itu?
2
Bagaimanakah strategi pengembangan
produk baru yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi?
3
Apa dan bagaimanakah strategi daur hidup produk itu?
PEMBAHASAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Perusahaan
dapat memperoleh produk baru dengan dua cara. Satu melalui akuisisi- dengan
membeli seluruh perusahaan, sebuah hak paten, atau mengambil lisensi dari
produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru (new product
development) dalam departemen riset dan pengembangan (R&D) perusahaan
sendiri.Produk baru yang dimaksud sebagai produk orisinil adalah pengembangan
produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan perusahaan melalui
hasil riset dan pengembangan mereka sendiri.
Penelitian mengindikasikan bahwa
90% dari produk baru mengalami kegagalan, contoh dari 30.000 makanan, minuman
dan produk kecantikan baru yang diluncurkan setiap tahun, diperkirakaan 70%
hingga 90% hancur dalam waktu 12 bulan. Mengapa begitu banyak poduk yang gagal?
Ada beberapa alasan. Produk actual dapat di desain dengan buruk atau produk itu
salah diposisikan, diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi dan
di iklan kan dengan buruk.
A. Strategi
Pengembangan Produk Baru
Dalam
pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus
diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang matang
akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Seorang
perencana harus membuat karakteristik produk yang akan dihasilkan dengan
asumsi-asumsi :
1. Produk
tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2. Memilih
produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3. Produk
tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4. Produk
tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier.
5. Produk
tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6. Produk
tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.
Produk
pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak
untuk dikenal oleh masyarakat. Namun keberhasilan produk pioner akan mampu
memonopoli produk tersebut sampai saat produk follower mengikuti. Produk pioner
yang berhasil akan selalu dipakai konsumen dan malah akan dijadikan sebutan
untuk nama barang tersebut. Seperti sepeda motor Merk Honda, pioner sepeda
motor di Indonesia ini hingga saat ini masih menjadi produk yang sangat
digemari oleh konsumen. Bahkan dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda
motor itu hanya Honda, meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal dari
merk lain.
Disisi lain
produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., produsen Mie Instan
meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus dengan kualitas yang berbeda
disesuaikan dengan segmen/karakteristik konsumen. Indomie untuk kelas atas,
Supermie untuk menengah dan Sarimi untuk kelas bawah. Dengan segmentasi produk
ini ternyata produk-produk tersebut mampu bertahan disegmennya masing-masing
bahkan menjadi produk nomor satu.
Keberhasilan
kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi masyarakat bahwa sepeda
motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama saat ini. Karena nilai manfaat
produk inilah maka dengan mudah diterima oleh masyarakat konsumen. Produk
pioner akan berhasil jika produk tersebut memberikan manfaat yang sangat
signifikan bagi konsumen.
Produk
follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar. Namun produk
follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif akan kalah
bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah
produk-produk dari China. Sepeda Motor produk China dengan berbagai merk banyak
yang tidak mampu bersaing dengan produk Jepang. Hal ini dikarenakan kualitas
produk sepeda motor China masih dibawah produk Jepang. Sedangkan Hann Phone
(HP) produksi China saat ini sudah mampu merebut sebagian pangsa pasar HP di
Indonesia. HP produksi China saat ini memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan merk yang sudah lama beredar. Keunggulan kompetitif tersebut
antara lain ; harga yang murah dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan
melebihi fasilitas merk HP yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak
terlalu berbeda jauh.
Produk-produk
yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam pengembangan produk lebih
banyak menggunakan strategi perluasan merk dari pada membuat produk baru dengan
merk baru. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya promosi karena produk sudah
dikenal oleh masyarakat. Salah satu contoh strategi perluasan merk adalah
Produk sepeda motor Honda Supra. Dalam pengembangan Merk Honda Supra selalu
mengikuti sejak dari Honda Supra 100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc,
Supra X 200 cc hingga Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra
sudah dikenal oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak
meragukan. Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga membuat
beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda Revo, Honda
Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun penjualannya masih kalah
dari Honda Supra.
Contoh lain
pengembangan produk baru dengan strategi perluasan merk adalah produk Indomie
rasa nusantara dengan berbagai varian rasa yang berbeda-beda disesuaikan dengan
selera masing-masing daerah. Demikian juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika
dulu kita mengenal produk sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar
hingga saat ini, akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan
merk yang sama.
Pada pengembangan
produk pertanian, produk akan berhasil jika mengikuti isu atau perkembangan
informasi yang terbaru. Isu yang berkembang saat ini adalah masalah lingkungan
dengan adanya global warmning, back to nature dan penggunaan produk
organik. Produk pertanian akan mudah diterima konsumen jika produk tersebut
memiliki perbedaan yang sangat jelas dari produk yang sudah ada sebelumnya. Hal
ini dikarenakan produk pertanian pada umumnya adalah produk follower. Sebagai
contoh, peluncuran produk Bakpao Telo yang cukup sukses di Malang. Bahan baku
bakpao telo yang berasal dari ketela bagi konsumen merupakan hal yang baru dan
memiliki perbedaan yang cukup jelas dari produk bakpao yang telah ada dengan
bahan baku dari tepung.
Penggunaan
teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga cukup memberi kekuatan kepada
produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal ini dikuatkan dengan adanya
pengolahan produk buah-buahan menjadi keripik, seperti kripik apel, kripik
nanas, kripik nangka dan jenis buah-buahan lain yang selama ini dikonsumsi
dalam bentuk buah segar. Dengan teknologi pengeringan untuk buah basah dan
dikemas secara bagus menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut
menarik bagi konsumen.
Proses
Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan menghadapi sebuah masalah dimana mereka harus menciptakan
produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk
menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan harus memahami pelanggannya,
pasar, dan pesaing serta pengembangan produk baru ysng memiliki nilai lebih
bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan
mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Tahap
utama pengembangan produk baru :
a.
Penciptaan ide / idea generation
Pencarian
sistematis untuk menemukan produk baru. Perusahaan biasanya harus menciptakan
banayak ide untuk dapat menemukan sedikit ide baik. Selain dari pihak internal
perusahaan, ide baru juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok,
dan lain-lain.
a)
Sumber ide internal
Sumber
internal diperoleh dari riset dan pengembangan formal. Perusahaan dapat memetik
pemikiran para eksekutif, peneliti, insinyur, staf manufaktur, dan tenaga
penjualan. Beberapa perusahaan berhasil mengembangkan program “intrapreneurial”
yang mendorong karyawan untuk memikirkan dan mengembangkan ide produk baru.
b)
Sumber ide external
Selain
dari pihak internal perusahaan, ide baru terbaik bagi perusahaan juga muncul
dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.
b.
Penyaringan ide / idea sceening
Penyaringan
bertujuan untuk membantu menemukan ide terbaik dan membuang secepatnya ide yang
buruk. Perusahaan pasti ingin maju dengan ide baru yang menguntungkan.
c.
Pengembangan dan pengujian konsep / product concept
Konsep
produk adalah versi detail dari ide produk baru yang dinyatakan dalam bahasa
konsumen yang mempunyi arti. Citera produk merupakan cara konsumen memandang
suatu produk actual atau potensial.
a)
Pengembangan konsep
Tugas
perusahaan adalah mengembangkan produk baru menjadi beberapa alternative konsep
produk, menemukan seberapa menariknya masing-masing konsep bagi pelanggan, dan
memilih konsep yang terbaik.
b)
Pengujian konsep
Menguji
konsep baru dengan sekelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apakah konsep
tersebut mempuyai daya tarik yang kuat bagi konsumen.
d.
Pengembangan strategi pemasaran / marketing strategy development
Pernyataan
strategi pemasaran ada tiga bagian, yaitu:
a. Menggambarkan
pasar sasaran, positioning produk yag direncanakan, dan tujuan penjualan,
pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.
b. Memberikan
kerangka bagi harga produk yang direncanakan, distribusi, dan anggaran
pemasaran tahun pertama.
c. Menjelaskan
rencana jangka panjang penjualan, tujuan laba, dan strategi bauran pemasaran.
e.
Analisis Bisnis / business analysis
Melakukan
peninjauan terhadap penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru untuk
mengetahui apakah faktor ini mempengaruhi faktor perusahaan.
Untuk
memperkirakan penjualan, perusahaan perlu melihat pada sejarah penjualan produk
serupa dan melakukan survey untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan kemudian
mengekstimasi penjualan maximum dan minimum untuk mengetahui jangkauan resiko.
Gunakan angka penjualan dan biaya untuk menganalisis daya tarik keuangan dari
produk baru.
f.
Pengembangan Produk
Bila
konsep produk melewati pengujian bisnis, konsep itu bergerak menjadi
pengembangan produk. Pengembangan produk memiliki pengertian yaitu mengembangkan
konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan bahwa ide produk
dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan. Tahap ini akan
menunjukan apakah ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Departemen
R&D akan mengembangkan dan menguji satu atau lebih versi nyata dari konsep
produk. Sering kali, suatu produk menjalani ujian yang berat untuk memastikan
produk itu bekerja secara aman dan efektif atau bahwa konsumen menemukan nilai
pada produk tersebut. Produk baru harus mempunyai fungsi fitur yang dibutuhkan
dan juga memiliki karakteristik psikologi yang diinginkan.
g.
Pemasaran Uji
Pemasaran
uji merupakan tahap di mana produk dan program pemasaran diperkenalkan pada
lingkungan pasar yang lebih realistis. Pemasaran uji memberikan pengalaman
kepada pemasar untuk memasarkan produk sebelum mengeluarkan banyak biaya pada
saat benar-benar diperkenalkan ke pasar. Pengujian ini memungkinkan perusahaan
menguji produk dan seluruh program pemasaran-strategi positioning, iklan,
distribusi, penetapan harga, merek dan kemasan, serta tingkat anggran.
Ketika
pihak manajemen telah yakin mengenai produk baru, perusahaan dapat melakukan
sedikit atau tanpa pemasaran uji. Namun, ketika manajemen tidak yakin akan
produk baru atau program pemasaran, perusahaan dapat melakukan banyak pemasaran
uji. Perusahaan memiliki tiga pendekatan dalam melakukan uji pasar.
1.
Pengujian pasar standar
Pengujian
pasar standar memiliki beberapa kelemahan. Pengujian ini bisa mengeluarkan
biaya yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang lama. Hal lain adalah
pesaing dapat melihat hasil pengujian pasar. Namun, pengujian pasar dapat
memberikan kesempatan pada pesaing untuk melihat produk baru perusahaan dengan
baik sebelum diluncurkan secara nasional. Walaupun ada kelemahan,
pengujian pasar standar masih menjadi pendekatan yang pal
ing
sering dipakai oleh sebagian besar pengujian di pasar.
2.
Pengujian pasar yang terkendali
Beberapa
perusahaan riset bekerja sama dengan sekelompok took, dalam pengawasan, yang
setuju menjual produk baru dengan suatu imbalan. Information Resource Inc.
(IRI) melacak perilaku konsumen secara individu terhadap produk baru. Pengujian
pasar terkendali biasanya lebih murah daripada pengujian pasar standar, lebih
cepat selesai. Namun, pengujian pasar terkendali tetap memungkinkan
pesainhg meninjau produk baru perusahaan.
3.
Pengujian pasar yang disimulasikan
Perusahaan
juaga dapat menguji produk baru pada lingkungan belanja yang disimulasikan.
Perusahan riset dapat menunjukkan iklan dan promosi dari bermacam-macam produk,
mencangkup produk baru yang sedang diuji. Simulasi ini memberikan percobaan
yang terukur dan efektivitas iklan terhadap iklan pesaing. Belakangan beberapa
pemasar mulai menggunakan pendekatan teknologi tinggi untuk mensimulasikan
riset pengujian, seperti virtual reality dan internet.
Pengujian
pasar yang disimulasikan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah, dapat
diselesaikan dalam tempo delapan minggu, dan merahasiakan produk baru dari
pesaing. Namun, banyak perusahaan yang merasa bahwa hasil pengujian ini tidak
akurat karena sampel barang kecil. Bila hasilnya positif maka produk tersebut
dapat diperkenalkan tanpa pengujian.
h.
Komersialisasi
Komersialisasi adalah pengenalan sebuah produk baru ke pasar. Pemasaran uji
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan akhir apakah
hendak meluncurkan produk baru bagi manajemen. Bila perusahaaan melanjutkan
komersialisasi mereka akan menghadapi biaya yang tinggi. Dalam kasus barang
kemasan konsumen baru yang utama , mereka dapat menghabiskan ratusan juta dolar
untuk iklan, promosi penjualan, dan usaha pemasaran lainnya dalam tahun
pertama. Perusahaan yang meluncurkan satu produk baru mula-mula harus
memutuskan waktu perkenalan.
Perusahaan
harus memutuskan dimana produk baru akan diluncurkan dalam satu lokasi,
wilayah, pasar nasional, atau pasar internasional. Segelintir perusahaan
mempunyai keyakinan, modal dan kapasitas untuk meluncurkan produk baru ke dalam
seluruh distribusi nasional atau internasional. Mereka akan mengembangkan
rencana peluncuran pasar (market rollout) pada suatu waktu. Secara khusus,
perusahaan kecil mungkin memasuki kota atau daerah yang menarik satu per satu.
Namun perusahaan yang lebih besar dapat dengan cepat memperkenalkan model baru
ke beberapa daerah atau ke seluruh pasar nasional. Perusahaan dengan sistem
distribusi internasional dapat memperkenalkan produk baru melalui peluncuran
global.
Mengatur
Pengembangan Produk Baru
Pengembangan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar melewati beberapa
tahapan. Perusahaan harus mengambil pendekatan yang menyeluruh untuk mengatur
proses ini. Pengembangan produk baru yang berhasil perlu berpusat pada
pelanggan, berdasarkan tim, dan usaha yang sistematis.
Pengembangan
Produk Baru yang Berpusar pada Pelanggan
Pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan adalah pengembangan
produk baru yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah
pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pelanggan. Salah
satu penelitian terakhir menemukan produk baru yang berhasil adalah yang
mempunyai diferensiasi, memecahkan permasalahan utama pelanggan, dan menawarkan
proposisi nilai pelanggan yang menarik.
Pengembangan
Produk Baru berdasarkan Tim
Pengembangan produk baru berdasarkan tim adalah sebuah pendekatan untuk
mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen bekerja sma secara erat,
melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat
waktu dan meningkatkan efektivitas. Tim ini biasanya meliputi departemen
pemasaran, keuangan, desain, produksi, dan hukum, bahkan pemasok dan perusahaan
pelanggan. Dalam proses yang berurutan, kebuntuan pada suatu fase bisa sangat
memperlambat keseluruhan proyek. Dalam pendekatan secara simultan, bila suatu
area fungsi mendapatkan rintangan, area tersebut bekerja untuk memecahkannya
sementara tim bergerak maju.
Pendekatan berdasarkan tim mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya
pendekatan ini kadang menimbulkan ketegangan dan kebingungan dalam organisasi,
dibandingkan pendekatan tahap yang berurutan. Namun, dalam industri yang cepat
berubah dengan siklus hidup produk yang lebih singkat, hasil dari pengembangan
produk yang cepat dan fleksibel jauh melebihi risikonya. Perusahaan yang
mengkombinasikan pendekatan yang berpusat pasa pelanggan dengan pengembangan
produk baru berdasarkan tim mendapatkan keunggulan kompetitif besar dengan
memperoleh produk baru yang terjadi di pasar secara lebih cepat.
Pengembangan
Produk Baru yang Sistematis
Tekahir, pengembangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis
daripada secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan,
dan banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini,
perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan,
meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
Pendekatan sistem manajemen inovasi ini memberikan dua hasil yang diinginkan.
Pertama, pendekatan ini membantu menciptakan budaya perusahaan berorientasi
inovasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa manajemen puncak mendukung,
mendorong, dan memberikan imbalan bagi inovasi. Kedua, pendekatan ini akan
memberikan ide produk baru dalam jumlah banyak, beberapa diantaranya sangat
istimewa. Ide baru yang bagus dapat dikembangkan secara lebih sistematis,
memberikan keberhasilan produk baru yang lebih banyak lagi. Tidak ada lagi ide
bagus yang hilang karena kekurangan dukungan dewan atau penasihat produk
senior.
Oleh karena itu, keberhasilan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar
memikirkan beberapa produk baru, menjadikan mereka produk dan menemukan
pelanggan untuk produk tersebut. Kesuksesan produk baru membutuhkan pendekatan
holistik untuk menemukan cara baru guna menciptakan pengalaman bernilai bagi
pelanggan, mulai dari menciptakan dan menyaring ide produk baru hingga
menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan.
Strategi
Siklus Hidup Produk
Setelah
meluncurkan produk baru, manajemen menginginkan suatu produk agar menikmati
hidup yang panjang dan bahagia. Manajemen mengetahui bahwa masing-masing produk
memiliki siklus hidupnya masing-masing. Salah satunya siklus hidup produk
(Product Life Cycle).
Siklus
hidup produk mempunyai lima tahapan yang berbeda:
1. Pengembangan
produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan suatu ide produk
baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih nol dan biaya investasi
perusahaan menumpuk.
2. Pengenalan,
periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat produk diperkenalkan
dipasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar
untuk memperkenalkan produk.
3. Pertumbuhan,
merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan
keuntungan.
4. Kedewasaan, periode melambatnya pertumbuhan
penjualan dikarenakan produk telah diterima sebagian besar pembeli potensial.
Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya
pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.
5. Penurunan,
periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.
Tidak
semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan
dan gugur dengan cepat, yang lain pada tahap kedewasaan butuh waktu yang sangat
lama. Merek yang panjang umur .
STUDI KASUS
“Produk INDOMIE”
Strategi pengembangan produk Indomie
Teknologi
Retort
Produk indomei Real Meat ini merupakan terobosan terbaru
dalam jajaran makanan instan. Karena menyajikan “topping” atau bubuhan makanan
dan bumbu dari bahan alami yang segar. Ada pun bahan alami yang terdapat dalam
topping Indomie Empal Goreng dan Telur Balado, seperti telur puyuh, kentang,
daging sapi dan bumbu rempah.bahan tersebut aman dikonsumsi karena diproses dengan menggunakan teknologi “retort” (pengolahan dengan suhu panas).
Hal itu didukung oleh penjelasan dari Prof Purwiyatno Hariyadi Pakar Teknologi Pangan dari IPB. Dia memaparkan teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun mikroorganisme penyebab penyakit- sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar (tanpa lemari es) walaupun tanpa bahan pengawet.
“Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu citarasa dan nilai gizi dengan baik. Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan
varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie
Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing
Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian
Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan
rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature,
sudah stabil, memiliki brand
equity yang sangat kuat sehingga
dapat bertahan sebagai Top of
Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang
mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar
dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat
di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Sampai sekarang Indomie terus mencoba
mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera
Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya
varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya
Siklus Hidup
Produk Indomie
Indomie
adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia,
Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di
Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara
Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang
mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie”
sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.
PENUTUP
Perusahaan
atau organisasi saat ini sudah mungkin semakin meningkat kesadarannya atas
betapa penting dan bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk
yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap dalam siklus hidup produk
dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Namun produk
barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produk pun
ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci kebrhasilan suatu pembaruan
terletak pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam menangani
gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur
pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
Proses
pengembangan produk baru mencakup sembilan tahap. Tujuan masing-masing tahapa
adalah tercapainya keputusan mengenai diteruskan tidaknya gagasan produk baru
itu.
Mengahadapi
munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung
pada karakteristik yang ada pada konsumen sendiri atau yang ada pada produk.
Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk atau jasa barunya kepada pengadopsi
dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.
TUGAS
KELOMPOK STRATEGI PEMASARAN
RISET
DAN INFORMASI PEMASARAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran adalah
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam pemasaran, karena riset
pemasarna itu sendiri adalah sebagai studi untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan dari para konsumen atau nasabah dan sistem informasi pemasaran adalah
sebagai tempat untuk pengambilan informasi untuk bisa dijadikan riset dalam
pemasaran.
Kedua hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam
pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan, baik keputusan yang
berkaitan dengan produk, harga produk, tempat memasarkan, promosi yang
dilakukan dan kepada siapa produk tersebut ditujukan.
RUMUSAN MASALAH
- Apa pengertian riset pemasaran ?
- Apa saja cakupan riset pemasaran ?
- Apa pengertian sistem informasi pemasaran ?
- Apa saja ruang lingkup sistem informasi pemasaran
?
- Bagaimana konsep sistem informasi pemasaran ?
PEMBAHASAN
RISET PEMASARAN
Riset pemasaran adalah studi mengenai kebutuhan dan
keinginan nasabah serta cara-cara agar bank dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Riset pemasaran dapat diperoleh dengan cara menugaskan mahasiswa atau dosen
pada perguruan tinggi setempat, ataupun dapat menyewa suatu perusahaan riset
pemasaran.
CAKUPAN RISET PEMASARAN
1.
Riset bisnis atau ekonomi dan perusahaan
Lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan
kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan
yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan
lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari
lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi
tantangan dan peluang pasar yang baru.
2.
Penentuan harga
Penenetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang
sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan.berikut beberapa hal
yang perlu diperhatikan yang dapat membantu untuk menentukan harga dari suatu
produk dengan tepat agar dapat bersaing dipasaran dan menghasilkan keuntungan
yang tinggi bagi perusahaan:
a. Sebaiknya menetapkan harga berdasarkan dari biaya
produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menganalisis biaya produksi suatu produk dapat meliputi; biaya pokok,
biaya overhead dan biaya penunjang lainya. Dengan menganalisis biaya produksi
dalam menentukan harga suatu produk, maka akan membatu perusahaan untuk
terhindar dari jurang kerugian.
b. Menetapkan harga berdasarkan permintaan. Oleh
karena itu sebelum menetapkan harga dari suatu produk ada baiknya perusahaan
terlebih dahulu untuk melakukan riset seberapa besar tingkatan permintaan pasar
terhadap produk yang akan dipasarkan. Manajemen pemasaran dalam hal ini akan
memilki peran penting dalam menganalisis kebijakan ini. Semakin besar tinggi
permintaan dari suatu produk, maka akan semakin tinggi kecenderungan harga yang
akan dimiliki dari produk itu sendiri.
3.
Produk
Produk ( Product ) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara
luas, produk meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide, atau
bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.
Tingkat produksi adalah perencanaan produk perlu
memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling dasar
adalah produk inti ( core product ), yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan :
Apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli? Produk inti terdiri dari manfaat inti
untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau
jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula arus mendefinisikan manfaat
inti yang akan disediakan produk ke konsumen. Selajutnya perencanaan produk
harus menciptakan produk aktual ( actual product ) disekitar produk inti.
Produk aktual mungkin mempunyai lima karateristik: tingkat kualitas, fitur,
rancangan, nama merek, dan kemasan. Akhirnya, perencanaan produk harus
mewujudkan produk tambahan disekitar produk inti dan produk aktual dengan
menawarkan jasa dan manfaat tambahan bagi konsumen.
Penentuan klasifikasi produk, produk konsumen adalah
produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen
meliputi :
a. Produk
sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat
dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam
membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran, dan fast food.
b. Produk shopping ( shopping products ) adalah produk
dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandngkan
kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Contohnya mebel,
pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan motel.
c. Produk spesial ( specialty products ) adalah produk
konsumen dengan karateristik unik atau identifkasi merek yang dicari oleh
kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk
memperolehnya. Misalnya, merek serta jenis mobil tertentu, peralatan fotografi
yang mahal dan sebagainya.
d. Produk yang tidak dicari ( unsought products )
adalah produk konsumen d mana keberadaannya tdak diketahui, atau jika diketahui
oleh konsumen pun, tidak terfikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar
inovasi baru yang yang penting tidak dicari (unsought) sampai konsumen
menyadarinya lewat iklan.
4.
Tempat atau saluran distribusi
Menurut David A. Revzan bahwa: Saluran distribusi
adalah merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen
ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai. Sedangkan menurut Alex S.
Nitisemito mengemukakan bahwa: Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga
distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Unsur-unsur penting dalam saluran distribusi adalah :
- Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai
oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang
mereka pilih.
- Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik
secara langsung maupun tidak langsung dari produsen kepada konsumen.
- Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar
tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
- Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan
melaksanakan sistem kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan
produk.
5.
Promosi
Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran,
artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi
menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi
dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya.
Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler,
2001:98-100)
- Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi
non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk
merangsang pembelian.
- Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu
bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
- Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk
promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu
dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat
ilmiah).
- Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu
bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
- Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu
suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.
Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222)
mengklasifikasikan tujuanpromosisebagai efek
dari komunikasi sebagai berikut :
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu
kebutuhan (category need).
2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang
suatu produk kepada konsumen (brand awareness).
3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand
attitude).
4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk
(brand purchase intention).
5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain
(purchase facilitation).
6. Menanamkan citra produk dan perusahaan
(positioning).
PROSES RISET PEMASARAN
Proses riset pemasaran terdiri dari tujuh langkah :
merumuskan masalah dan sasaran riset, mengembangkan rencana riset,
mengimplementasikan rencana riset, dan menginterpretasikan serta melaporkan
hasil temuan, Mengumpulkan Informasi
Sekunder, Mengumpulkan Informasi Sekunder, Menyajikan rencana riset
a) Merumuskan masalah
dan sasaran riset
Manajer harus cukup mempunyai pengetahuan mengenai
riset pemasaran untuk membantu perencanaan dan dalam menginterpretasikan hasil
riset. Peneliti pemasaran berpengalaman yang memahami masalah manjer juga harus
dilibatkan dalam tahap ini. Peneliti harus mampu membantu manajer merumuskan
masalah dan memberi gambaran bagaimana riset dapat membantu manajer mengambil
keputusan lebih baik.
Proyek riset pemasaran biasanya mempunyai satu dari
tiga jenis sasaran. Sasaran riset penjajakan adalah untuk mengumpulkan
informasi pendahuluan yang akan membantu merumuskan masalah dan saran hipotesis
yang lebih baik. Sasaran riset deskriptif adalah untuk menguraikan masalah
pemasaran, situasi pemasaran, atau pasar seperti potensi pasar untuk suatau
produk atau demografi dan sikap konsumen. Sasaran riset sebab-akibat adalah
untuk menguji hipotesis mengenai hubungan sebab dan akibat.
b) Mengembangkan
rencana riset
Langkah kedua dari proses riset pemasaran menuntut
penetapan informasi yang diperlukan, mengembangkan rencana untuk mengumpulkan secara
efisien, dan menyajikan rencana itu kepada manajemen pemasaran. Rencana
mengembangkan sumber data yang sudah ada dan menyatakan pendekatan riset
spesifik, metode kontak, rencana mengambil sampel dan instrumen yang akan
dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data baru.
c) Mengumpulkan
Informasi Sekunder
Untuk memenuhi kebutuhan informasi para manajer,
peneliti dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya. Data
sekunder terdiri dari informasi yang sudah ada di suatu tempat, yang telah
dikumpulkan untuk tujuan lain. Data primer terdiri dari informasi yang
dikumpulkan untuk tujuan khusus yang telah ditentukan.
d) Merencanakan Pengumpulan
Data Primer
Keputusan yang baik memerlukan data yang baik. Sama
seperti para peneliti harus mengevaluasi secara hati-hati mutu informasi
sekunder, mereka juga harus berhati-hati ketika mengumpulkan data primer untuk
memastikan bahwa informasi itu relevan, akurat, mutakhir, dan tidak biasa.
Bahwa merancang rencana pengumpulan data primer memerlukan
sejumlah keputusan menyangkut pendekatan riset, metode kontak, rencana
pengambilan sampel dan instrumen riset.
Riset pengamatan adalah pengumpulan data primer dengan
mengamati orang, tindakan, dan situasi yang relevan. Metode kontak adalah
informasi dapat dikumpulkan lewat surat, telepon, atau wawancara tatap muka.
Rencana pengambilan sampel. Peneliti pemasaran
biasanya mengambil kesimpulan mengenai kelompok konsumen (jumlahnya banyak)
dengan memepelajari sampel dari populasi seluruh konsumen (jumlahnya sedikit).
Suatu sampel adalah segmen dari populasio terpilih
untuk mewakili populasi secara keseluruhan.Instrumen penelitian. Untuk
mengumpulkan data primer, peneliti pemasaran mempunyai dua instrumen riset
utama-kuesioner dan peralatan mekanik.
e) Menyajikan rencana
riset
Pada tahap ini, peneliti pemasaran harus meringkaskan
rencana dalam sebuah proposal tertulis. Proposal harus mencakup masalah
manajemen yang dituju dan sasaran riset, informasi yang harus diperoleh, sumber
informasi sekunder atau metode untuk mengumpulkan data primer, dan caranya
hasil akan membantu pengambilan keputusan manajemen. Rencana atau proposal
riset tertulis memastikan bahwa manajer pemasran dan peneliti mempertimbangkan
semua aspek penting dari riset, serta bahwa mereka sepakat tentang mengapa dan
bagaimana riset akan dilakukan.
f)
Mengimplementasikan rencana riset
Peneliti kemudian mengimplementasikan rencana
pemasaran. Termasuk disini, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis informasi.
Peneliti harus mengawasi pekerjaan lapangan dengan ketat untuk memastikan bahwa
rencana diimplementasikan dengan benar dan untuk menghindari masalah dengan
kontak responden, denganresponden yang menolak bekerja sama atau yang
memeberikan jawaban bias atau tidak jujur, serta dengan pewawancara yang
melakukan kesalahan atau mengambil jalan pintas.
Peneliti harus mengolah dan menganalisis data yang
dikumpulkan untuk mengisolasikan informasi dan hasil temuan penting. Mereka
harus memeriksa data dari kuesioner untuk akurasi dan kelengkapan serta memberi
kode untuk analisis komputer. Peneliti kemudian melakukan tabulasi hasil dan
menghitung rata-rata serta mengukur statistik yang lain.
g) Menginterpretasiakan
serta melaporkan hasil temuan
Kemudian peneliti harus menginterpretasikan hasil
temuan, menarik kesimpulan dan melaporkannya kepada manajemen. Peneliti tidak
boleh mencoba untuk menimbun manajer dengan angka dan teknik statistik yang
canggih. Sebaliknya, peneliti harus menyajikan hasil temuan penting yang
bermanfaat untuk mengambil keputusan penting yang dihadapi oleh manajemen.
Interpretasi merupakan tahap yang penting dalam proses
pemasaran. Riset terbaik tidak berarti apa-apa bila manajer menerima begitu
saja interpretasi salah dari peneliti. Jadi, manajer dan peneliti harus erat
bekerja sama ketika membuat interpretasi hasil riset dan keduanya harus
sama-sama bertanggungjawab atas proses riset dan keputusan hasil.
SISTEM INFORMASI PEMASARAN (SIP)
DEFINISI SIP
Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi
yang menyediakan informasi yang diterapkan dalam pemasaran, sistem ini
mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran, yang
mencakup 5P:
1. Produk (barang dan jasa) : produk
yang dihasilkan dalam PT. SIDO
MUNCUL berupa produk yang memiliki ciri khas yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
2. Place (tempat yang menjadi sasaran
pemasaran) : tempat yang tepat untuk pemasaran dan segmentasi pasar.
3.Promotion (Promosi yang perlu dilakukan) :
sosialisasi dan promosi terhadap produk SIDOMUNCUL serta produk lainnya.
4.Price (harga produk) : penentuan harga jual produk
berupa barang yang
ditawarkan dalam PT. SIDO MUNCUL merupakan
salah satu faktor terpenting untuk menarik minat konsumen.
5. People (SDM) : kepada siapa produk sidomuncul ini ditujukan.
Pada usaha-usaha yang masih kecil kita dapat langsung
berhubungan dan memperoleh informasi langsung dari tangan pertama yaitu para
pembeli dan distributor. Sehingga kita dapat langsung mengikuti perkembangan
pasar dari dekat. Apabila usaha yang dijanlankan sudah mulai meluas maka
hubungan langsung dengan para pembeli dan distributor. Hubungan ini sangat
dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk kegiatan-kegiatan pemasaran. Oleh karena itu informasi begitu
penting dari berbagai pihak dan dari berbagai bentuk.
Pada umumnya perusahaan saat ini lebih banyak terlibat
dalam berbagai macam produk, sedangkan para pesaing mampu menetapakan strategi
pemasaran yang baru secara cepat dan tepat dalam menggunakan kesempatan
memasarkan dari perubahan faktor-faktor lingkungan seperti pasar, teknologi,
ekonomi, kebudayaan, dan kebijaksanaan pemerintah. Begitu besar peranan
informasi pemasaran makin bertambah penting terutama dalam pengambilan
keputusan di bidang pemasaran.
Permasalan kali ini bagaimana menyediakan informasi
yang tepat sehingga bermanfaat bagi masyarakat untuk memasarkan barang/jasa.
Data atau fakta dasar pada banyak perusahaan belum dapat disesuaikan denagn
kebutuhan informasi yang intensif untuk pemasaran yang efektif dalam
perkembangan ekonomi modern sekarang ini. Tiga hal yang menyebabkan informasi
pemasaran menjadi kebutuhan yang lebih besar dari waktu-waktu sebelumnya:
1)Terdapat perubahan dari pasar lokal ke pasar nasional
dan internasional.
2) Adanya transasi dari pemenuhan kebutuhan
pembeli ke pemenuhan keinginan pembeli.
3) Adanya transasi dari persaingan yang
semata-mata tidak pada harga.
Berdasarkan kebutuhan dan pengumpulan informasi
pemasaran tersebut dapat dibedakan atas:
a) Informasi pemasaran
yang rutin atau secara berkala.
Dibutuhkan untuk analisa dan evaluasi atas
keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan dan srategi pemasaran yang telah
ditetapkan. Informasi ini digunakan untuk melihat sampai mana jauh terjadinya
penyimpangan atas kebijaksanaan dan strategi yang ditetapakn dan sampai berapa
jauh keberhasilan dan kebijaksanaan dan strategi tersebut. Dan jika ada
penyimpangan atau kekurangan keberhasilan dari kebijaksanaan dan strategi
tersebut, akan segera diadakan penyempurnaan atau perbankan.
b) Informasi
pemasaran yang penyampaiannya atau penerimaannya sewaktu-waktu.
Informasi ini biasanya didapatkan melalui riset
pemasaran. Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan , khusus mengenai
kebijaksanaan dan strategi pemasaran.Ruang lingkup informasi pemasaran cukup
luas, menyangkut segala informasi yang dibutuhkan untuk pengamabialan keputusan
di bidang pemasaran.
KONSEP SIP
Hubungan antara informasi dengan kegiatan pengambilan
keputusan di bidang pemasaran saling berkaitan satu dengan lainnya. Sebagian
besar informasi yang dibutuhkan dalam bidang pemasaran bersumber dari pasar
seperti pembeli, pesaing, harga, dan distribusi.
Informasi pemasaran dijalankan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas dari keputusan yang diambil yang dihubungkan dengan
tersedianya informasi yang dibutuhkan. Dan biasanya pengumpulan,pengolahan,
penyajian, dan penyampaian informasi ini ke dalam suatu bagian tersendiri. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar atas informasi yang
dikumpulkan dan diolah, sehingga perlu membentuk bagian riset pemasaran.
Suatu sistem informasi pemasaran didefinisikan sebagai
suatu susunan yang saling terkait, mulai dari orang-orang, mesin-mesin, dan
prosedur-prosedur yang direncanakan untuk menghasilkan suatu aliran yang
tersusun dari informasi yang tepat, yang telah dikumpulkan baikdari
sumber-sumber yang berada di dalam maupun di luar perusahan untuk dipergunakan
sebagai dasar bagi pengambilan keputusan dalam bidang pertanggungjawaban
tertentu dari manajemen pemasaran. Jadi, informasi pemasaran menunjukkan suatu
usaha yang formal untuk mensistermatisir banyak arus informasi yang dibutuhkan,
sehinga informasi pemasaran lebih banyak tersedia dan berguna.
Dalam suatu sitem informasi pemasaran
terdapat empat komponen:
a)
Sistem laporan intern
Informasi yang terdapat dalam laporan intern
dapat membantu dalam penentuan keputusan yang akan diambil alih oleh manajer
pemasaran
b) Sistem
riset pemasaran
Riset pemasaran ini diperlukan secara terus-menerus
dengan objek penelitian yang berbeda-beda tergantung pada permasalahan yang
dihadapi pimpinan dalam menentukan keputusan. Bagian riset pemasaran inilah
yang akan mencari, mengolah, menganalisa, dan menyajikan secara sistematis
informasi dan riset pemasaran yang dibutuhkan oleh manajer pemasaran
c) Sistem
kecekatan atau daya pemikir pemasaran
Sistem ini menyediakan data yang sedang terjadi
didalam bidang pemasaran kepada para pejabat pimpinan pemasaran.
d) Sistem analisa
pemasaran
Teknik ini merupakan hasil penemuan dan kesimpulan
yang diperoleh dari data yang ada. Suatu sistem analisa pemasaran seperti
“statistical bank” dan “model bank”. Statistikal bank adalah suatu kumpulan
prosedur statistik yang maju untuk dapat lebih baik mempelajari tentang
hubungan antara sekumpukan data dan statistikal kenyataannya.
Sedangkan model bank merupakan suatu kumpulan model yang akan membantu
mengembangkan keputusan pemasaran yang lebih baik. Semua ini saling
menghubungkan yang menggambarkan suatu hasil, proses dan sistem yang
riil.
Perkembangan dan trend dalam lingkungan pemasaran
disaring dan diseleksi serta diolah dalam salah satu dari empat subsistem yang
terdapat dalam sistem informasi pemasaran. Hasil tindakan diambil dari
informasi pemasaran tersebut mengalir kembali kelingkungan pemasaran yang
berupa keputusan dan komunikasi pemasaran.
Usaha pengembangan sistem informasi merupakan gambaran
pertumbuhan yang nyata dari rumitnya analisa data pemasaran untuk meningkatkan
rentanilitas atau tingkat keuntungan. dengan dasar pengalaman dalam
penganalisaan data secara hati-hati dan yakin akan ketepatan tindakan yang akan
diambil.
STUDI KASUS
PT. SIDO MUNCUL
PT. SIDO MUNCUL merupakan salah satu perusahaan jamu
terbesar di Indonesia yang sudah dikenal luas oleh masyarakat menjual produk
jamu olahan untuk kesehatan dengan menggunakan konsep tradisi, tradisional,
teknologi, dan inovasi. Masyarakat Indonesia pada umumnya mengenal jamu sebagai
media pengobatan khas Indonsia yang disajikan dalam bentuk minuman untuk
mengatasi masalah kesehatan yang diolah dari tumbuhan herbal dan rasanya
cenderung "aneh" bagi yang tidak biasa mengkonsumsinya. PT. SIDO
MUNCUL mengembangkan produk olahan jamu menjadi lebih praktis dan inovatif
sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat di Indonesia.
Sebagai perusahaan yang telah
berdiri sejak tahun 1951, SidoMuncul yang kini merupakan perusahaan herbal
bertaraf modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik
dan menyehatkan bagi seluruh konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai
positif bagi masyarakat.Tak hanya
mengandalkan bahan-bahan alamiah yang berkualitas tinggi dan segar, SidoMuncul
juga sangatlah mementingkan basis penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi
dalam menjalankan proses-proses produksi dari setiap produk yang akan dijual,
serta juga dalam bergerak maju untuk mengembangkan usahanya. SidoMuncul terus
berkarya untuk menciptakan inovasi berupa temuan-temuan baru yang berkhasiat
tinggi bagi seluruh kalangan masyarakat.Oleh
karena itu, SidoMuncul telah melengkapi pabriknya di Semarang, Jawa Tengah
dengan berbagai fasilitas pendukung yang memenuhi standar farmasi. Beberapa
fasilitas tersebut antara lain laboratorium yang bersertifikasi ISO 17025,
fasilitas produksi berstandardisasi CPOB (Cara Pengolahan Obat yang Baik) dan
CPOTB (Cara Pengolahan Obat Tradisional yang Baik), pengolahan air
demineralisasi dan limbah, klinik holistik, dan lahan agrowisata.
SidoMuncul kini mengoperasikan
delapan laboratorium yang menggunakan instrumen serta teknologi yang canggih
untuk menciptakan produk-produk yang berkualitas tertinggi dan berkhasiat
pasti. Kedelapan laboratorium tersebut masing-masing adalah laboratorium
Instrumentasi, Mikrobiologi, Farmakologi, Formulasi, Farmakognosi, Stabilitas,
Kultur Jaringan, dan Analisis Kimia (yang telah memperoleh sertifikat ISO 17025
sesuai akreditasi Komite Akreditasi Nasional dan Badan Standardisasi
Nasional).
Produksi
PT Sido Muncul melakukan proses
produksi nya secara terus-menerus dan selalu berkembang dari dulu sampai
sekarang.Dalam membuat dan menghasilkan suatu produk,PT Sido Muncul selalu
melakukan pengawasan yang ketat agar hasil yang diperoleh sempurna.
Bahan baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar
diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika disatu tempat ada belum tentu
ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula
hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil
dari daerah atau wilayah sekitar pabrik .Bahan baku yang diambil adalah bahan
baku yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan bakupun
didapat dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.
Proses penyimpanan dilakukan
digudang penyimpanan.Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO , masuk pertama
keluar pertama. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan baku yang menumpuk atau
tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku.
Proses Produksi
Proses produksi jamu di PT. Sido
Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku,lalu segera dicek QC
(Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar
penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan
baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku
kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan,
digiling, baru kemudian dicampur (mixing).
Hasil Produksi
- Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku
Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus.
- Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat
- Tipe saset hisap : Tolak angin Permen
- Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu
- Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G
Sistem Informasi Pemasaran PT. SIDO MUNCUL
PT.SidoMuncul telah berhasil menguasai pangsa pasar
jamu di pasaran lokal, domestik, nasional dan merambah pasarnya ke beberapa
negara sehingga produk jamu ini bisa diterima di negara lain, negara penerima
produk SidoMuncul bisa merasakan bahkan kebiasaan minum jamu bisa menyehatkan,
padahal kebiasaan ini merupakan budaya orang Indonesia dari sejak dulu,
sehingga bisa menyesuaikan dengan lingkungan sosial negara lain dalam
membiasakan minum jamu. Jamu sudah merupakan minuman Kesehatan dan makanan
suplemen terkenal dan diandalkan di banyak negara, termasuk Rusia & Eropa
Timur Negara, Malaysia, Brunei, Singapura, Swiss, Jepang, Arab Saudi, Kuwait,
Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain , Aruba.
Produk yang dijual PT. SIDO MUNCULmendapatkan respon
pasar yang positif oleh masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan
omset dan meningkatkan pangsa pasar yang terus dialami oleh PT. Sido Muncul.
Oleh karena itu, perlu upaya untuk mempertahankan atau bahkan menaikkan
penjualan dengan cara melakukan inovasi-inovasi produk baru yang diinginkan
masyarakat dan juga kegiatan komunikasi baik internal maupun eksternal
pada perusahaan. Kegiatan komunikasi internal PT. Sido Muncul berupa
kegiatan employee relation yaitu kerjasama antara divisi PR dan HRD
dalam menampung aspirasi / keluhan karyawan yang selanjutnya akan disampaikan
kepada pimpinan, sehingga komunikasi antara pimpinan dan karyawan tetap
terjalin baik. Kegiatan komunikasi eksternal PT. Sido Muncul cukup
banyak antara lain : kerjasama ilmiah, kemitraan, kerjasama dengan
pemerintah maupun dinas terkait, plan visit PT. Sido Mucul, kegiatan
Sponsorship dan Charity Activity, Community Relations, Customer Relations, dan
Sido Mucul Award. Salah satu kegiatan eksternal PT. Sido Muncul yang
terbilang sukses dan diakui oleh masyarakat maupun pemerintah adalah kegiatan Corporate
Social Responsibility yang berbentuk Charity ( kedermawanan ), karena
kegiatan ini sepenuhnya ditanggung oleh PT. Sido Muncul dan banyak lagi program
CSR lainnya yang dilakukan untuk membentuk citra positif bagi perusahaan,
membangun kepercayaan publik terhadap produk maupun perusahaan dan juga
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan. PT.
Sido Muncul harus menjaga eksistensinya dikalangan masyarakat luas karena
pangsa pasar produk ini mulai merambah untuk penjualan kee luar negeri. Maka
dari itu hal yang harus dilakukan.PT. Sido Muncul adalah secara
berkesinambungan melakukan riset pasar untuk mendapatkan informasi berupa
data dan fakta untuk mengetahui keinginan dan aspirasi masyarakat, melakukan
perencanaan dari data-data dan fakta yang diperoleh dari dilakukannya riset
pasar yang didalamnya terdapat perencanaan tujuan, identifikasi masalah, strategi
pemasaran, dan lain sebagainya. Selanjutnya melaksanakan program yang telah
direncanakan sebelumnya untuk diterapkan langsung dilapangan sesuai prosedur
pelaksanaan yang telah ditetapkan, dan yang trakhir evaluasi dari pelaksanaan
program yang telah dijalankan untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul dan
cara untuk mengatasinya maupun pembaharuan program yang telah dilaksanakan.
Potensi perkembangan pasar disektor industri jamu
memang terbuka luas dan akan terus berkembang dimasa mendatang, apalagi bila
dilihat dari kondisi esternal seperti : peningkatan market growth rata-rata per
tahun sebesar 30.86%, akibat krismon 1998 yang berdampak pada mahalnya harga
obat-obatan kimia modern membuat masyarakat beralih ke obat tradisional yang
harganya jauh lebih murah, adanya kecendrungan terhadap meningkatnya minat
masyarakat akan konsumsi obat-obatan yang berasal dari alam (back to nature),
apalagi didukung oleh tradisi ritual minum jamu yang masih kuat pada masyarakat
serta potensi kekayaan alam Indonesia sebagai bahan baku herbal medicine.
Selain peluang, bisnis disektor jamu ini juga harus
menghadapi ancaman terutama keberadaan produk fitofarmaka dari perusahaan
farmasi karena produk yang dihasilkan cenderung lebih dipercaya dan mudah
diterima pasar, selain itu kehadiran produk obat tradisional dari kompetitor
luar negeri khususnya cina akan semakin menyulitkan perusahaan jamu di Indonesia,
serta tantangan mendasar dalam industri jamu yaitu image / citra produk jamu
selama ini masih dikonotasikan sebagai suatu produk yang kuno, jorok dan tidak
higienis.
Oleh karena itu PT. Sido Muncul yang memiliki market
share tertinggi sebesar 31% dan teputasi yang bagus sebagai industri jamu
terbesar di Indonesia harus merespon peluang dan menghadapi ancaman tersebut
dengan kekuatan internal yang dimilikinya yaitu: memiliki pasilitas dan teknik
manufacturing yang terkoordinasidengan baik merupakan kekuatan utama perusahaan
ini untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, disamping keberadaan divisi R
& D yang didukung laboratorium canggih dan dana riset sebagai andalan dalam
mengembangkan produk, dukungan kegiatan adverstising dan promosi dengan alokasi
dana yang cukup besardan konsep iklan yang bertujuan meningkatkan image jamu di
masyarakat, serta kelengkapan dan kenyamanan fasilitas pabrik.
KESIMPULAN
A. Riset pemasaran adalah studi mengenai kebutuhan dan
keinginan nasabah serta cara-cara agar bank dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Riset pemasaran dapat diperoleh dengan cara menugaskan mahasiswa atau dosen
pada perguruan tinggi setempat, ataupun dapat menyewa suatu perusahaan riset
pemasaran.
B. Cakupan riset pemasaran : riset bisnis atau ekonomi
dan perusahaan, penentuan harga, produk, tempat atau saluran distribusi, dan
promosi.
C. Proses riset pemasaran terdiri dari empat langkah :
merumuskan masalah dan sasaran riset, mengembangkan rencana riset,
mengimplementasikan rencana riset, dan menginterpretasikan serta melaporkan
hasil temuan.
D. Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi
yang menyediakan informasi yang diterapkan dalam pemasaran, sistem ini
mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran, yang
mencakup 5P ( Produk, Place, Promotion, Price dan People ).
E. Ruang lingkup sistem informasi pemasaran :
Informasi pemasaran yang rutin atau secara berkala dan Informasi pemasaran yang
penyampaiannya atau penerimaannya sewaktu-waktu.
F. Konsep sistem informasi pemasaran terdiri dari 4
komponen : sistem laporan intern, sistem riset pemasaran, Sistem kecekatan atau
daya pemikir pemasaran dan Sistem analisa pemasaran.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK” ...
-
TUGAS KELOMPOK STRATEGI PEMASARAN RISET DAN INFORMASI PEMASARAN PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Riset pemasaran dan sistem i...