Jumat, 23 Februari 2018

STRATEGI PEMASARAN SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING














STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK

“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK”





                                                                     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

            Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu produk yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan besar dalam perencanaan pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
            Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadaap pengembangan produk baru, suatu perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah menciptakan inovasi baru yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus mengganti produk-produk yang telah masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang hidup produknya.
Semua produk tampaknya mengalami siklus hidup produk dilahirkan melalui beberapa fase dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu dapat melayani kebutuhan dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini menghadirkan dua tantangan utama :
Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan pengembangan produk baru).
Kedua, perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus hidup (tantangan siklus hidup produk).

B.   Rumusan Masalah
1.  Menganalisis definisi produk itu?
2  Bagaimanakah strategi pengembangan produk baru yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi?
3  Apa dan bagaimanakah strategi daur hidup produk itu?
PEMBAHASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Perusahaan dapat memperoleh produk baru dengan dua cara. Satu melalui akuisisi- dengan membeli seluruh perusahaan, sebuah hak paten, atau mengambil lisensi dari produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru (new product development) dalam departemen riset dan pengembangan (R&D) perusahaan sendiri.Produk baru yang dimaksud sebagai produk orisinil adalah pengembangan produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan perusahaan melalui hasil riset dan pengembangan mereka sendiri.
Penelitian mengindikasikan bahwa 90% dari produk baru mengalami kegagalan, contoh dari 30.000 makanan, minuman dan produk kecantikan baru yang diluncurkan setiap tahun, diperkirakaan 70% hingga 90% hancur dalam waktu 12 bulan. Mengapa begitu banyak poduk yang gagal? Ada beberapa alasan. Produk actual dapat di desain dengan buruk atau produk itu salah diposisikan, diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi dan di iklan kan dengan buruk.
 A. Strategi Pengembangan Produk Baru
Dalam pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang matang akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Seorang perencana harus membuat karakteristik produk yang akan dihasilkan dengan asumsi-asumsi :
1. Produk tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2. Memilih produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3. Produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4. Produk tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier.
5. Produk tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6. Produk tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.
Produk pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak untuk dikenal oleh masyarakat. Namun keberhasilan produk pioner akan mampu memonopoli produk tersebut sampai saat produk follower mengikuti. Produk pioner yang berhasil akan selalu dipakai konsumen dan malah akan dijadikan sebutan untuk nama barang tersebut. Seperti sepeda motor Merk Honda, pioner sepeda motor di Indonesia ini hingga saat ini masih menjadi produk yang sangat digemari oleh konsumen. Bahkan dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda motor itu hanya Honda, meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal dari merk lain.
Disisi lain produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., produsen Mie Instan meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus dengan kualitas yang berbeda disesuaikan dengan segmen/karakteristik konsumen. Indomie untuk kelas atas, Supermie untuk menengah dan Sarimi untuk kelas bawah. Dengan segmentasi produk ini ternyata produk-produk tersebut mampu bertahan disegmennya masing-masing bahkan menjadi produk nomor satu.
Keberhasilan kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi masyarakat bahwa sepeda motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama saat ini. Karena nilai manfaat produk inilah maka dengan mudah diterima oleh masyarakat konsumen. Produk pioner akan berhasil jika produk tersebut memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi konsumen.
Produk follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar. Namun produk follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif akan kalah bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah produk-produk dari China. Sepeda Motor produk China dengan berbagai merk banyak yang tidak mampu bersaing dengan produk Jepang. Hal ini dikarenakan kualitas produk sepeda motor China masih dibawah produk Jepang. Sedangkan Hann Phone (HP) produksi China saat ini sudah mampu merebut sebagian pangsa pasar HP di Indonesia. HP produksi China saat ini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan merk yang sudah lama beredar. Keunggulan kompetitif tersebut antara lain ; harga yang murah dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan melebihi fasilitas merk HP yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak terlalu berbeda jauh.
Produk-produk yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam pengembangan produk lebih banyak menggunakan strategi perluasan merk dari pada membuat produk baru dengan merk baru. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya promosi karena produk sudah dikenal oleh masyarakat. Salah satu contoh strategi perluasan merk adalah Produk sepeda motor Honda Supra. Dalam pengembangan Merk Honda Supra selalu mengikuti sejak dari Honda Supra 100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc, Supra X 200 cc hingga Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra sudah dikenal oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak meragukan. Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga membuat beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda Revo, Honda Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun penjualannya masih kalah dari Honda Supra.
Contoh lain pengembangan produk baru dengan strategi perluasan merk adalah produk Indomie rasa nusantara dengan berbagai varian rasa yang berbeda-beda disesuaikan dengan selera masing-masing daerah. Demikian juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika dulu kita mengenal produk sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar hingga saat ini, akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan merk yang sama.
Pada pengembangan produk pertanian, produk akan berhasil jika mengikuti isu atau perkembangan informasi yang terbaru. Isu yang berkembang saat ini adalah masalah lingkungan dengan adanya global warmning, back to nature dan penggunaan produk organik. Produk pertanian akan mudah diterima konsumen jika produk tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas dari produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dikarenakan produk pertanian pada umumnya adalah produk follower. Sebagai contoh, peluncuran produk Bakpao Telo yang cukup sukses di Malang. Bahan baku bakpao telo yang berasal dari ketela bagi konsumen merupakan hal yang baru dan memiliki perbedaan yang cukup jelas dari produk bakpao yang telah ada dengan bahan baku dari tepung.
Penggunaan teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga cukup memberi kekuatan kepada produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal ini dikuatkan dengan adanya pengolahan produk buah-buahan menjadi keripik, seperti kripik apel, kripik nanas, kripik nangka dan jenis buah-buahan lain yang selama ini dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Dengan teknologi pengeringan untuk buah basah dan dikemas secara bagus menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut menarik bagi konsumen.


Proses Pengembangan Produk Baru
            Banyak perusahaan menghadapi sebuah masalah dimana mereka harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, dan pesaing serta pengembangan produk baru ysng memiliki nilai lebih bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Tahap utama pengembangan produk baru :

a.      Penciptaan ide / idea generation
Pencarian sistematis untuk menemukan produk baru. Perusahaan biasanya harus menciptakan banayak ide untuk dapat menemukan sedikit ide baik. Selain dari pihak internal perusahaan, ide baru juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.
a)         Sumber ide internal
Sumber internal diperoleh dari riset dan pengembangan formal. Perusahaan dapat memetik pemikiran para eksekutif, peneliti, insinyur, staf manufaktur, dan tenaga penjualan. Beberapa perusahaan berhasil mengembangkan program “intrapreneurial” yang mendorong karyawan untuk memikirkan dan mengembangkan ide produk baru.
b)        Sumber ide external
Selain dari pihak internal perusahaan, ide baru terbaik bagi perusahaan juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.

b.      Penyaringan ide / idea sceening
Penyaringan bertujuan untuk membantu menemukan ide terbaik dan membuang secepatnya ide yang buruk. Perusahaan pasti ingin maju dengan ide baru yang menguntungkan.

c.       Pengembangan dan pengujian konsep / product concept
Konsep produk adalah versi detail dari ide produk baru yang dinyatakan dalam bahasa konsumen yang mempunyi arti. Citera produk merupakan cara konsumen memandang suatu produk actual atau potensial.
a)      Pengembangan konsep
Tugas perusahaan adalah mengembangkan produk baru menjadi beberapa alternative konsep produk, menemukan seberapa menariknya masing-masing konsep bagi pelanggan, dan memilih konsep yang terbaik.
b)      Pengujian konsep
Menguji konsep baru dengan sekelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apakah konsep tersebut mempuyai daya tarik yang kuat bagi konsumen.

d.      Pengembangan strategi pemasaran / marketing strategy development
Pernyataan strategi pemasaran ada tiga bagian, yaitu:
a.       Menggambarkan pasar sasaran, positioning produk yag direncanakan, dan tujuan penjualan, pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.
b.      Memberikan kerangka bagi harga produk yang direncanakan, distribusi, dan anggaran pemasaran tahun pertama.
c.       Menjelaskan rencana jangka panjang penjualan, tujuan laba, dan strategi bauran pemasaran.
e.       Analisis Bisnis / business analysis
Melakukan peninjauan terhadap penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru untuk mengetahui apakah faktor ini mempengaruhi faktor perusahaan.
Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan perlu melihat pada sejarah penjualan produk serupa dan melakukan survey untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan kemudian mengekstimasi penjualan maximum dan minimum untuk mengetahui jangkauan resiko. Gunakan angka penjualan dan biaya untuk menganalisis daya tarik keuangan dari produk baru.

f.       Pengembangan Produk
Bila konsep produk melewati pengujian bisnis, konsep itu bergerak menjadi pengembangan produk. Pengembangan produk memiliki pengertian yaitu mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.  Tahap ini akan  menunjukan apakah ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Departemen R&D akan mengembangkan dan menguji satu atau lebih versi nyata dari konsep produk. Sering kali, suatu produk menjalani ujian yang berat untuk memastikan produk itu bekerja secara aman dan efektif atau bahwa konsumen menemukan nilai pada produk tersebut. Produk baru harus mempunyai fungsi fitur yang dibutuhkan dan juga memiliki karakteristik psikologi yang diinginkan.
g.      Pemasaran Uji
Pemasaran uji merupakan tahap di mana produk dan program pemasaran diperkenalkan pada lingkungan pasar yang lebih realistis. Pemasaran uji memberikan pengalaman kepada pemasar untuk memasarkan produk sebelum mengeluarkan banyak biaya pada saat benar-benar diperkenalkan ke pasar. Pengujian ini memungkinkan perusahaan menguji produk dan seluruh program pemasaran-strategi positioning, iklan, distribusi, penetapan harga, merek dan kemasan, serta tingkat anggran.
Ketika pihak manajemen telah yakin mengenai produk baru, perusahaan dapat melakukan sedikit atau tanpa pemasaran uji. Namun, ketika manajemen tidak yakin akan produk baru atau program pemasaran, perusahaan dapat melakukan banyak pemasaran uji. Perusahaan memiliki tiga pendekatan dalam melakukan uji pasar.
1.      Pengujian pasar standar
Pengujian pasar standar memiliki beberapa kelemahan. Pengujian ini bisa mengeluarkan biaya yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang lama. Hal lain adalah pesaing dapat melihat hasil pengujian pasar.  Namun, pengujian pasar dapat memberikan kesempatan pada pesaing untuk melihat produk baru perusahaan dengan baik sebelum diluncurkan secara nasional.  Walaupun ada kelemahan, pengujian pasar standar masih menjadi pendekatan yang pal
ing sering dipakai oleh sebagian besar pengujian di pasar.

2.      Pengujian pasar yang terkendali
Beberapa perusahaan riset bekerja sama dengan sekelompok took, dalam pengawasan, yang setuju menjual produk baru dengan suatu imbalan. Information Resource Inc. (IRI) melacak perilaku konsumen secara individu terhadap produk baru. Pengujian pasar terkendali biasanya lebih murah daripada pengujian pasar standar, lebih cepat selesai.  Namun, pengujian pasar terkendali tetap memungkinkan pesainhg meninjau produk baru perusahaan.
3.      Pengujian pasar yang disimulasikan
Perusahaan juaga dapat menguji produk baru pada lingkungan belanja yang disimulasikan. Perusahan riset dapat menunjukkan iklan dan promosi dari bermacam-macam produk, mencangkup produk baru yang sedang diuji. Simulasi ini memberikan percobaan yang terukur dan efektivitas iklan terhadap iklan pesaing. Belakangan beberapa pemasar mulai menggunakan pendekatan teknologi tinggi untuk mensimulasikan riset pengujian, seperti virtual reality dan internet.
Pengujian pasar yang disimulasikan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah, dapat diselesaikan dalam tempo delapan minggu, dan merahasiakan produk baru dari pesaing. Namun, banyak perusahaan yang merasa bahwa hasil pengujian ini tidak akurat karena sampel barang kecil. Bila hasilnya positif maka produk tersebut dapat diperkenalkan tanpa pengujian.

h.      Komersialisasi
            Komersialisasi adalah pengenalan sebuah produk baru ke pasar. Pemasaran uji menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan akhir apakah hendak meluncurkan produk baru bagi manajemen. Bila perusahaaan melanjutkan komersialisasi mereka akan menghadapi biaya yang tinggi. Dalam kasus barang kemasan konsumen baru yang utama , mereka dapat menghabiskan ratusan juta dolar untuk iklan, promosi penjualan, dan usaha pemasaran lainnya dalam tahun pertama. Perusahaan yang meluncurkan satu produk baru mula-mula harus memutuskan waktu perkenalan.
Perusahaan harus memutuskan dimana produk baru akan diluncurkan dalam satu lokasi, wilayah, pasar nasional, atau pasar internasional. Segelintir perusahaan mempunyai keyakinan, modal dan kapasitas untuk meluncurkan produk baru ke dalam seluruh distribusi nasional atau internasional. Mereka akan mengembangkan rencana peluncuran pasar (market rollout) pada suatu waktu. Secara khusus, perusahaan kecil mungkin memasuki kota atau daerah yang menarik satu per satu. Namun perusahaan yang lebih besar dapat dengan cepat memperkenalkan model baru ke beberapa daerah atau ke seluruh pasar nasional. Perusahaan dengan sistem distribusi internasional dapat memperkenalkan produk baru melalui peluncuran global.


Mengatur Pengembangan Produk Baru
            Pengembangan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar melewati beberapa tahapan. Perusahaan harus mengambil pendekatan yang menyeluruh untuk mengatur proses ini. Pengembangan produk baru yang berhasil perlu berpusat pada pelanggan, berdasarkan tim, dan usaha yang sistematis.
Pengembangan Produk Baru yang Berpusar pada Pelanggan
            Pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan adalah pengembangan produk baru yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pelanggan. Salah satu penelitian terakhir menemukan produk baru yang berhasil adalah yang mempunyai diferensiasi, memecahkan permasalahan utama pelanggan, dan menawarkan proposisi nilai pelanggan yang menarik.
Pengembangan Produk Baru berdasarkan Tim
            Pengembangan produk baru berdasarkan tim adalah sebuah pendekatan untuk mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen bekerja sma secara erat, melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektivitas. Tim ini biasanya meliputi departemen pemasaran, keuangan, desain, produksi, dan hukum, bahkan pemasok dan perusahaan pelanggan. Dalam proses yang berurutan, kebuntuan pada suatu fase bisa sangat memperlambat keseluruhan proyek. Dalam pendekatan secara simultan, bila suatu area fungsi mendapatkan rintangan, area tersebut bekerja untuk memecahkannya sementara tim bergerak maju.
            Pendekatan berdasarkan tim mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya pendekatan ini kadang menimbulkan ketegangan dan kebingungan dalam organisasi, dibandingkan pendekatan tahap yang berurutan. Namun, dalam industri yang cepat berubah dengan siklus hidup produk yang lebih singkat, hasil dari pengembangan produk yang cepat dan fleksibel jauh melebihi risikonya. Perusahaan yang mengkombinasikan pendekatan yang berpusat pasa pelanggan dengan pengembangan produk baru berdasarkan tim mendapatkan keunggulan kompetitif besar dengan memperoleh produk baru yang terjadi di pasar secara lebih cepat.
Pengembangan Produk Baru yang Sistematis
            Tekahir, pengembangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis daripada secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan, dan banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini, perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan, meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
            Pendekatan sistem manajemen inovasi ini memberikan dua hasil yang diinginkan. Pertama, pendekatan ini membantu menciptakan budaya perusahaan berorientasi inovasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa manajemen puncak mendukung, mendorong, dan memberikan imbalan bagi inovasi. Kedua, pendekatan ini akan memberikan ide produk baru dalam jumlah banyak, beberapa diantaranya sangat istimewa. Ide baru yang bagus dapat dikembangkan secara lebih sistematis, memberikan keberhasilan produk baru yang lebih banyak lagi. Tidak ada lagi ide bagus yang hilang karena kekurangan dukungan dewan atau penasihat produk senior.
            Oleh karena itu, keberhasilan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar memikirkan beberapa produk baru, menjadikan mereka produk dan menemukan pelanggan untuk produk tersebut. Kesuksesan produk baru membutuhkan pendekatan holistik untuk menemukan cara baru guna menciptakan pengalaman bernilai bagi pelanggan, mulai dari menciptakan dan menyaring ide produk baru hingga menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan.



Strategi Siklus Hidup Produk
Setelah meluncurkan produk baru, manajemen menginginkan suatu produk agar menikmati hidup yang panjang dan bahagia. Manajemen mengetahui bahwa masing-masing produk memiliki siklus hidupnya masing-masing. Salah satunya siklus hidup produk (Product Life Cycle).
Siklus hidup produk mempunyai lima tahapan yang berbeda:
1.      Pengembangan produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan suatu ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
2.      Pengenalan, periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat produk diperkenalkan dipasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk.
3.      Pertumbuhan, merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan keuntungan.
4.       Kedewasaan, periode melambatnya pertumbuhan penjualan dikarenakan produk telah diterima sebagian besar pembeli potensial. Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.
5.      Penurunan, periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.
Tidak semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan dan gugur dengan cepat, yang lain pada tahap kedewasaan butuh waktu yang sangat lama. Merek yang panjang umur .







STUDI KASUS
“Produk INDOMIE”
Strategi pengembangan produk Indomie
Teknologi Retort
Produk indomei Real Meat ini merupakan terobosan terbaru dalam jajaran makanan instan. Karena menyajikan “topping” atau bubuhan makanan dan bumbu dari bahan alami yang segar. Ada pun bahan alami yang terdapat dalam topping Indomie Empal Goreng dan Telur Balado, seperti telur puyuh, kentang, daging sapi dan bumbu rempah.
 bahan tersebut aman dikonsumsi karena diproses dengan menggunakan teknologi “retort” (pengolahan dengan suhu panas).
Hal itu didukung oleh penjelasan dari Prof Purwiyatno Hariyadi Pakar Teknologi Pangan dari IPB. Dia memaparkan teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun mikroorganisme penyebab penyakit- sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar (tanpa lemari es) walaupun tanpa bahan pengawet.
“Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu citarasa dan nilai gizi dengan baik. Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya

Siklus Hidup Produk Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.


PENUTUP
 Kesimpulan
Perusahaan atau organisasi saat ini sudah mungkin semakin meningkat kesadarannya atas betapa penting dan bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap dalam siklus hidup produk dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Namun produk barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produk pun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci kebrhasilan suatu pembaruan terletak pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
Proses pengembangan produk baru mencakup sembilan tahap. Tujuan masing-masing tahapa adalah tercapainya keputusan mengenai diteruskan tidaknya gagasan produk baru itu.
Mengahadapi munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung pada karakteristik yang ada pada konsumen sendiri atau yang ada pada produk. Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk atau jasa barunya kepada pengadopsi dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.


STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK













TUGAS KELOMPOK STRATEGI PEMASARAN
RISET DAN INFORMASI PEMASARAN




PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam pemasaran, karena riset pemasarna itu sendiri adalah sebagai studi untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan dari para konsumen atau nasabah dan sistem informasi pemasaran adalah sebagai tempat untuk pengambilan informasi untuk bisa dijadikan riset dalam pemasaran.
Kedua hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan, baik keputusan yang berkaitan dengan produk, harga produk, tempat memasarkan, promosi yang dilakukan dan kepada siapa produk tersebut ditujukan.

RUMUSAN MASALAH
  1. Apa pengertian riset pemasaran ?
  2. Apa saja cakupan riset pemasaran ?
  3. Apa pengertian sistem informasi pemasaran ?
  4. Apa saja ruang lingkup sistem informasi pemasaran ?
  5. Bagaimana konsep sistem informasi pemasaran ?







PEMBAHASAN

RISET PEMASARAN
Riset pemasaran adalah studi mengenai kebutuhan dan keinginan nasabah serta cara-cara agar bank dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Riset pemasaran dapat diperoleh dengan cara menugaskan mahasiswa atau dosen pada perguruan tinggi setempat, ataupun dapat menyewa suatu perusahaan riset pemasaran.
CAKUPAN RISET PEMASARAN
1.      Riset bisnis atau ekonomi dan perusahaan
Lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.

2.      Penentuan harga
Penenetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan.berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan yang dapat membantu untuk menentukan harga dari suatu produk dengan tepat agar dapat bersaing dipasaran dan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan:
a. Sebaiknya menetapkan harga berdasarkan dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis biaya produksi suatu produk dapat meliputi; biaya pokok, biaya overhead dan biaya penunjang lainya. Dengan menganalisis biaya produksi dalam menentukan harga suatu produk, maka akan membatu perusahaan untuk terhindar dari jurang kerugian.
b. Menetapkan harga berdasarkan permintaan. Oleh karena itu sebelum menetapkan harga dari suatu produk ada baiknya perusahaan terlebih dahulu untuk melakukan riset seberapa besar tingkatan permintaan pasar terhadap produk yang akan dipasarkan. Manajemen pemasaran dalam hal ini akan memilki peran penting dalam menganalisis kebijakan ini. Semakin besar tinggi permintaan dari suatu produk, maka akan semakin tinggi kecenderungan harga yang akan dimiliki dari produk itu sendiri.
3.      Produk
Produk ( Product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam definisi secara luas, produk meliputi objek secara fisik, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.
Tingkat produksi adalah perencanaan produk perlu memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan. Tingkatan yang paling dasar adalah produk inti ( core product ), yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan : Apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli? Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula arus mendefinisikan manfaat inti yang akan disediakan produk ke konsumen. Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual ( actual product ) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai lima karateristik: tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan kemasan. Akhirnya, perencanaan produk harus mewujudkan produk tambahan disekitar produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa dan manfaat tambahan bagi konsumen.
Penentuan klasifikasi produk, produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi :
a.       Produk sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran, dan fast food.

b. Produk shopping ( shopping products ) adalah produk dan jasa konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandngkan kecocokan, kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Contohnya mebel, pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama, serta jasa hotel dan motel.
c. Produk spesial ( specialty products ) adalah produk konsumen dengan karateristik unik atau identifkasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Misalnya, merek serta jenis mobil tertentu, peralatan fotografi yang mahal dan sebagainya.
d. Produk yang tidak dicari ( unsought products ) adalah produk konsumen d mana keberadaannya tdak diketahui, atau jika diketahui oleh konsumen pun, tidak terfikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagian besar inovasi baru yang yang penting tidak dicari (unsought) sampai konsumen menyadarinya lewat iklan.

4.      Tempat atau saluran distribusi

Menurut David A. Revzan bahwa: Saluran distribusi adalah merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai. Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito mengemukakan bahwa: Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Unsur-unsur penting dalam saluran distribusi adalah :
  1. Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.
  2. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen kepada konsumen.
  3. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
  4. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan sistem kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk.

5.       Promosi
Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).

Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
  1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
  2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
  3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
  4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
  5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuanpromosisebagai efek dari komunikasi sebagai berikut :
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).
2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).
3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).
4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).
5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).
6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).



PROSES RISET PEMASARAN
Proses riset pemasaran terdiri dari tujuh langkah : merumuskan masalah dan sasaran riset, mengembangkan rencana riset, mengimplementasikan rencana riset, dan menginterpretasikan serta melaporkan hasil temuan, Mengumpulkan Informasi Sekunder, Mengumpulkan Informasi Sekunder, Menyajikan rencana riset
a)      Merumuskan masalah dan sasaran riset
Manajer harus cukup mempunyai pengetahuan mengenai riset pemasaran untuk membantu perencanaan dan dalam menginterpretasikan hasil riset. Peneliti pemasaran berpengalaman yang memahami masalah manjer juga harus dilibatkan dalam tahap ini. Peneliti harus mampu membantu manajer merumuskan masalah dan memberi gambaran bagaimana riset dapat membantu manajer mengambil keputusan lebih baik.
Proyek riset pemasaran biasanya mempunyai satu dari tiga jenis sasaran. Sasaran riset penjajakan adalah untuk mengumpulkan informasi pendahuluan yang akan membantu merumuskan masalah dan saran hipotesis yang lebih baik. Sasaran riset deskriptif adalah untuk menguraikan masalah pemasaran, situasi pemasaran, atau pasar seperti potensi pasar untuk suatau produk atau demografi dan sikap konsumen. Sasaran riset sebab-akibat adalah untuk menguji hipotesis mengenai hubungan sebab dan akibat.
b)      Mengembangkan rencana riset
Langkah kedua dari proses riset pemasaran menuntut penetapan informasi yang diperlukan, mengembangkan rencana untuk mengumpulkan secara efisien, dan menyajikan rencana itu kepada manajemen pemasaran. Rencana mengembangkan sumber data yang sudah ada dan menyatakan pendekatan riset spesifik, metode kontak, rencana mengambil sampel dan instrumen yang akan dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data baru.
c)      Mengumpulkan Informasi Sekunder
Untuk memenuhi kebutuhan informasi para manajer, peneliti dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya. Data sekunder terdiri dari informasi yang sudah ada di suatu tempat, yang telah dikumpulkan untuk tujuan lain. Data primer terdiri dari informasi yang dikumpulkan untuk tujuan khusus yang telah ditentukan.
d)     Merencanakan Pengumpulan Data Primer
Keputusan yang baik memerlukan data yang baik. Sama seperti para peneliti harus mengevaluasi secara hati-hati mutu informasi sekunder, mereka juga harus berhati-hati ketika mengumpulkan data primer untuk memastikan bahwa informasi itu relevan, akurat, mutakhir, dan tidak biasa.
Bahwa merancang rencana pengumpulan data primer memerlukan sejumlah keputusan menyangkut pendekatan riset, metode kontak, rencana pengambilan sampel dan instrumen riset.
Riset pengamatan adalah pengumpulan data primer dengan mengamati orang, tindakan, dan situasi yang relevan. Metode kontak adalah informasi dapat dikumpulkan lewat surat, telepon, atau wawancara tatap muka.
Rencana pengambilan sampel. Peneliti pemasaran biasanya mengambil kesimpulan mengenai kelompok konsumen (jumlahnya banyak) dengan memepelajari sampel dari populasi seluruh konsumen (jumlahnya sedikit).
Suatu sampel adalah segmen dari populasio terpilih untuk mewakili populasi secara keseluruhan.Instrumen penelitian. Untuk mengumpulkan data primer, peneliti pemasaran mempunyai dua instrumen riset utama-kuesioner dan peralatan mekanik.

e)      Menyajikan rencana riset
Pada tahap ini, peneliti pemasaran harus meringkaskan rencana dalam sebuah proposal tertulis. Proposal harus mencakup masalah manajemen yang dituju dan sasaran riset, informasi yang harus diperoleh, sumber informasi sekunder atau metode untuk mengumpulkan data primer, dan caranya hasil akan membantu pengambilan keputusan manajemen. Rencana atau proposal riset tertulis memastikan bahwa manajer pemasran dan peneliti mempertimbangkan semua aspek penting dari riset, serta bahwa mereka sepakat tentang mengapa dan bagaimana riset akan dilakukan.
f)        Mengimplementasikan rencana riset
Peneliti kemudian mengimplementasikan rencana pemasaran. Termasuk disini, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis informasi. Peneliti harus mengawasi pekerjaan lapangan dengan ketat untuk memastikan bahwa rencana diimplementasikan dengan benar dan untuk menghindari masalah dengan kontak responden, denganresponden yang menolak bekerja sama atau yang memeberikan jawaban bias atau tidak jujur, serta dengan pewawancara yang melakukan kesalahan atau mengambil jalan pintas.
Peneliti harus mengolah dan menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengisolasikan informasi dan hasil temuan penting. Mereka harus memeriksa data dari kuesioner untuk akurasi dan kelengkapan serta memberi kode untuk analisis komputer. Peneliti kemudian melakukan tabulasi hasil dan menghitung rata-rata serta mengukur statistik yang lain.

g)  Menginterpretasiakan serta melaporkan hasil temuan
Kemudian peneliti harus menginterpretasikan hasil temuan, menarik kesimpulan dan melaporkannya kepada manajemen. Peneliti tidak boleh mencoba untuk menimbun manajer dengan angka dan teknik statistik yang canggih. Sebaliknya, peneliti harus menyajikan hasil temuan penting yang bermanfaat untuk mengambil keputusan penting yang dihadapi oleh manajemen.
Interpretasi merupakan tahap yang penting dalam proses pemasaran. Riset terbaik tidak berarti apa-apa bila manajer menerima begitu saja interpretasi salah dari peneliti. Jadi, manajer dan peneliti harus erat bekerja sama ketika membuat interpretasi hasil riset dan keduanya harus sama-sama bertanggungjawab atas proses riset dan keputusan hasil.

SISTEM INFORMASI PEMASARAN (SIP)
DEFINISI SIP
Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi yang menyediakan informasi yang diterapkan dalam pemasaran, sistem ini mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran, yang mencakup 5P:
1.   Produk (barang dan jasa) : produk yang dihasilkan dalam PT. SIDO MUNCUL berupa produk yang memiliki ciri khas yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
2.   Place (tempat yang menjadi sasaran pemasaran) : tempat yang tepat untuk pemasaran dan segmentasi pasar.
3.Promotion (Promosi yang perlu dilakukan) : sosialisasi dan promosi terhadap produk SIDOMUNCUL serta produk lainnya.
4.Price (harga produk) : penentuan harga jual produk berupa barang yang ditawarkan dalam PT. SIDO MUNCUL merupakan salah satu faktor terpenting untuk menarik minat konsumen.
5.  People (SDM) :  kepada siapa produk sidomuncul ini ditujukan.

Pada usaha-usaha yang masih kecil kita dapat langsung berhubungan dan memperoleh informasi langsung dari tangan pertama yaitu para pembeli dan distributor. Sehingga kita dapat langsung mengikuti perkembangan pasar dari dekat. Apabila usaha yang dijanlankan sudah mulai meluas maka hubungan langsung dengan para pembeli dan distributor. Hubungan ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk kegiatan-kegiatan pemasaran. Oleh karena itu informasi begitu penting dari berbagai pihak dan dari berbagai bentuk.
Pada umumnya perusahaan saat ini lebih banyak terlibat dalam berbagai macam produk, sedangkan para pesaing mampu menetapakan strategi pemasaran yang baru secara cepat dan tepat dalam menggunakan kesempatan memasarkan dari perubahan faktor-faktor lingkungan seperti pasar, teknologi, ekonomi, kebudayaan, dan kebijaksanaan pemerintah. Begitu besar peranan informasi pemasaran makin bertambah penting terutama dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran.
Permasalan kali ini bagaimana menyediakan informasi yang tepat sehingga bermanfaat bagi masyarakat untuk memasarkan barang/jasa. Data atau fakta dasar pada banyak perusahaan belum dapat disesuaikan denagn kebutuhan informasi yang intensif untuk pemasaran yang efektif dalam perkembangan ekonomi modern sekarang ini. Tiga hal yang menyebabkan informasi pemasaran menjadi kebutuhan yang lebih besar dari waktu-waktu sebelumnya:
1)Terdapat perubahan dari pasar lokal ke pasar nasional dan internasional.
2) Adanya transasi dari pemenuhan kebutuhan pembeli ke pemenuhan keinginan pembeli.
3) Adanya transasi dari persaingan yang semata-mata tidak pada harga.

Berdasarkan kebutuhan dan pengumpulan informasi pemasaran tersebut dapat dibedakan atas:
a)      Informasi pemasaran yang rutin atau secara berkala.
 Dibutuhkan untuk analisa dan evaluasi atas keberhasilan pelaksanaan kebijaksanaan dan srategi pemasaran yang telah ditetapkan. Informasi ini digunakan untuk melihat sampai mana jauh terjadinya penyimpangan atas kebijaksanaan dan strategi yang ditetapakn dan sampai berapa jauh keberhasilan dan kebijaksanaan dan strategi tersebut. Dan jika ada penyimpangan atau kekurangan keberhasilan dari kebijaksanaan dan strategi tersebut, akan segera diadakan penyempurnaan atau perbankan.
 b)      Informasi pemasaran yang penyampaiannya atau penerimaannya sewaktu-waktu.
Informasi ini biasanya didapatkan melalui riset pemasaran. Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan , khusus mengenai kebijaksanaan dan strategi pemasaran.Ruang lingkup informasi pemasaran cukup luas, menyangkut segala informasi yang dibutuhkan untuk pengamabialan keputusan di bidang pemasaran. 

 KONSEP SIP
Hubungan antara informasi dengan kegiatan pengambilan keputusan di bidang pemasaran saling berkaitan satu dengan lainnya. Sebagian besar informasi yang dibutuhkan dalam bidang pemasaran bersumber dari pasar seperti pembeli, pesaing, harga, dan distribusi.
Informasi pemasaran dijalankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari keputusan yang diambil yang dihubungkan dengan tersedianya informasi yang dibutuhkan. Dan biasanya pengumpulan,pengolahan, penyajian, dan penyampaian informasi ini ke dalam suatu bagian tersendiri. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar atas informasi yang dikumpulkan dan diolah, sehingga perlu membentuk bagian riset pemasaran.
Suatu sistem informasi pemasaran didefinisikan sebagai suatu susunan yang saling terkait, mulai dari orang-orang, mesin-mesin, dan prosedur-prosedur yang direncanakan untuk menghasilkan suatu aliran yang tersusun dari informasi yang tepat, yang telah dikumpulkan baikdari sumber-sumber yang berada di dalam maupun di luar perusahan untuk dipergunakan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan dalam bidang pertanggungjawaban tertentu dari manajemen pemasaran. Jadi, informasi pemasaran menunjukkan suatu usaha yang formal untuk mensistermatisir banyak arus informasi yang dibutuhkan, sehinga informasi pemasaran lebih banyak tersedia dan berguna.
Dalam suatu sitem informasi pemasaran terdapat empat komponen:
 a)        Sistem laporan intern
 Informasi yang terdapat dalam laporan intern dapat membantu dalam penentuan keputusan yang akan diambil alih oleh manajer pemasaran
b)        Sistem riset pemasaran
Riset pemasaran ini diperlukan secara terus-menerus dengan objek penelitian yang berbeda-beda tergantung pada permasalahan yang dihadapi pimpinan dalam menentukan keputusan. Bagian riset pemasaran inilah yang akan mencari, mengolah, menganalisa, dan menyajikan secara sistematis informasi dan riset pemasaran yang dibutuhkan oleh manajer pemasaran 
c)        Sistem kecekatan atau daya pemikir pemasaran
Sistem ini menyediakan data yang sedang terjadi didalam bidang pemasaran kepada para pejabat pimpinan pemasaran.
d)       Sistem analisa pemasaran
Teknik ini merupakan hasil penemuan dan kesimpulan yang diperoleh dari data yang ada. Suatu sistem analisa pemasaran seperti “statistical bank” dan “model bank”. Statistikal bank adalah suatu kumpulan prosedur statistik yang maju untuk dapat lebih baik mempelajari tentang hubungan antara sekumpukan data dan statistikal  kenyataannya. Sedangkan model bank merupakan suatu kumpulan model yang akan membantu mengembangkan keputusan pemasaran yang lebih baik. Semua ini saling menghubungkan yang menggambarkan suatu hasil, proses dan sistem yang riil. 
Perkembangan dan trend dalam lingkungan pemasaran disaring dan diseleksi serta diolah dalam salah satu dari empat subsistem yang terdapat dalam sistem informasi pemasaran. Hasil tindakan diambil dari informasi pemasaran tersebut mengalir kembali kelingkungan pemasaran yang berupa keputusan dan komunikasi pemasaran.
Usaha pengembangan sistem informasi merupakan gambaran pertumbuhan yang nyata dari rumitnya analisa data pemasaran untuk meningkatkan rentanilitas atau tingkat keuntungan. dengan dasar pengalaman dalam penganalisaan data secara hati-hati dan yakin akan ketepatan tindakan yang akan diambil.


STUDI KASUS
PT. SIDO MUNCUL


PT. SIDO MUNCUL merupakan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia yang sudah dikenal luas oleh masyarakat menjual produk jamu olahan untuk kesehatan dengan menggunakan konsep tradisi, tradisional, teknologi, dan inovasi. Masyarakat Indonesia pada umumnya mengenal jamu sebagai media pengobatan khas Indonsia yang disajikan dalam bentuk minuman untuk mengatasi masalah kesehatan yang diolah dari tumbuhan herbal dan rasanya cenderung "aneh" bagi yang tidak biasa mengkonsumsinya. PT. SIDO MUNCUL mengembangkan produk olahan jamu menjadi lebih praktis dan inovatif sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat di Indonesia.

Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1951, SidoMuncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan bagi seluruh konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai positif bagi masyarakat.Tak hanya mengandalkan bahan-bahan alamiah yang berkualitas tinggi dan segar, SidoMuncul juga sangatlah mementingkan basis penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam menjalankan proses-proses produksi dari setiap produk yang akan dijual, serta juga dalam bergerak maju untuk mengembangkan usahanya. SidoMuncul terus berkarya untuk menciptakan inovasi berupa temuan-temuan baru yang berkhasiat tinggi bagi seluruh kalangan masyarakat.Oleh karena itu, SidoMuncul telah melengkapi pabriknya di Semarang, Jawa Tengah dengan berbagai fasilitas pendukung yang memenuhi standar farmasi. Beberapa fasilitas tersebut antara lain laboratorium yang bersertifikasi ISO 17025, fasilitas produksi berstandardisasi CPOB (Cara Pengolahan Obat yang Baik) dan CPOTB (Cara Pengolahan Obat Tradisional yang Baik), pengolahan air demineralisasi dan limbah, klinik holistik, dan lahan agrowisata.
SidoMuncul kini mengoperasikan delapan laboratorium yang menggunakan instrumen serta teknologi yang canggih untuk menciptakan produk-produk yang berkualitas tertinggi dan berkhasiat pasti. Kedelapan laboratorium tersebut masing-masing adalah laboratorium Instrumentasi, Mikrobiologi, Farmakologi, Formulasi, Farmakognosi, Stabilitas, Kultur Jaringan, dan Analisis Kimia (yang telah memperoleh sertifikat ISO 17025 sesuai akreditasi Komite Akreditasi Nasional dan Badan Standardisasi Nasional). 
Produksi
PT Sido Muncul melakukan proses produksi nya secara terus-menerus dan selalu berkembang dari dulu sampai sekarang.Dalam membuat dan menghasilkan suatu produk,PT Sido Muncul selalu melakukan pengawasan yang ketat agar hasil yang diperoleh sempurna.
Bahan baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar diambil dari alam dan tergantung dari musim. Jika disatu tempat ada belum tentu ditempat lain ada dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik .Bahan baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan bakupun didapat dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.
Proses penyimpanan dilakukan digudang penyimpanan.Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO , masuk pertama keluar pertama. Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan baku yang menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku.

Proses Produksi
Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku,lalu segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).

Hasil Produksi
- Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus.
- Tipe saset : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat
- Tipe saset hisap : Tolak angin Permen
- Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu
- Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G



Sistem Informasi Pemasaran PT. SIDO MUNCUL 

PT.SidoMuncul telah berhasil menguasai pangsa pasar jamu di pasaran lokal, domestik, nasional dan merambah pasarnya ke beberapa negara sehingga produk jamu ini bisa diterima di negara lain, negara penerima produk SidoMuncul bisa merasakan bahkan kebiasaan minum jamu bisa menyehatkan, padahal kebiasaan ini merupakan budaya orang Indonesia dari sejak dulu, sehingga bisa menyesuaikan dengan lingkungan sosial negara lain dalam membiasakan minum jamu. Jamu sudah merupakan minuman Kesehatan dan makanan suplemen terkenal dan diandalkan di banyak negara, termasuk Rusia & Eropa Timur Negara, Malaysia, Brunei, Singapura, Swiss, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain , Aruba.

Produk yang dijual PT. SIDO MUNCULmendapatkan respon pasar yang positif oleh masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan omset dan meningkatkan pangsa pasar yang terus dialami oleh PT. Sido Muncul. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mempertahankan atau bahkan menaikkan penjualan dengan cara melakukan inovasi-inovasi produk baru yang diinginkan masyarakat dan  juga kegiatan komunikasi baik internal maupun eksternal pada perusahaan. Kegiatan komunikasi internal PT. Sido Muncul berupa kegiatan employee relation yaitu kerjasama antara divisi PR dan HRD dalam menampung aspirasi / keluhan karyawan yang selanjutnya akan disampaikan kepada pimpinan, sehingga komunikasi antara pimpinan dan karyawan tetap terjalin baik. Kegiatan komunikasi eksternal PT. Sido Muncul cukup banyak antara lain : kerjasama ilmiah, kemitraan, kerjasama dengan pemerintah maupun dinas terkait, plan visit PT. Sido Mucul, kegiatan Sponsorship dan Charity Activity, Community Relations, Customer Relations, dan Sido Mucul Award. Salah satu kegiatan eksternal PT. Sido Muncul yang terbilang sukses dan diakui oleh masyarakat maupun pemerintah adalah kegiatan Corporate Social Responsibility yang berbentuk Charity ( kedermawanan ), karena kegiatan ini sepenuhnya ditanggung oleh PT. Sido Muncul dan banyak lagi program CSR lainnya yang dilakukan untuk membentuk citra positif bagi perusahaan, membangun kepercayaan publik terhadap produk maupun perusahaan dan  juga mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan. PT. Sido Muncul harus menjaga eksistensinya dikalangan masyarakat luas karena pangsa pasar produk ini mulai merambah untuk penjualan kee luar negeri. Maka dari itu hal yang harus dilakukan.PT. Sido Muncul adalah secara berkesinambungan melakukan riset pasar untuk mendapatkan informasi berupa data dan fakta untuk mengetahui keinginan dan aspirasi masyarakat, melakukan perencanaan dari data-data dan fakta yang diperoleh dari dilakukannya riset pasar yang didalamnya terdapat perencanaan tujuan, identifikasi masalah, strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Selanjutnya melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya untuk diterapkan langsung dilapangan sesuai prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, dan yang trakhir evaluasi dari pelaksanaan program yang telah dijalankan untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul dan cara untuk mengatasinya maupun pembaharuan program yang telah dilaksanakan.

Potensi perkembangan pasar disektor industri jamu memang terbuka luas dan akan terus berkembang dimasa mendatang, apalagi bila dilihat dari kondisi esternal seperti : peningkatan market growth rata-rata per tahun sebesar 30.86%, akibat krismon 1998 yang berdampak pada mahalnya harga obat-obatan kimia modern membuat masyarakat beralih ke obat tradisional yang harganya jauh lebih murah, adanya kecendrungan terhadap meningkatnya minat masyarakat akan konsumsi obat-obatan yang berasal dari alam (back to nature), apalagi didukung oleh tradisi ritual minum jamu yang masih kuat pada masyarakat serta potensi kekayaan alam Indonesia sebagai bahan baku herbal medicine.

Selain peluang, bisnis disektor jamu ini juga harus menghadapi ancaman terutama keberadaan produk fitofarmaka dari perusahaan farmasi karena produk yang dihasilkan cenderung lebih dipercaya dan mudah diterima pasar, selain itu kehadiran produk obat tradisional dari kompetitor luar negeri khususnya cina akan semakin menyulitkan perusahaan jamu di Indonesia, serta tantangan mendasar dalam industri jamu yaitu image / citra produk jamu selama ini masih dikonotasikan sebagai suatu produk yang kuno, jorok dan tidak higienis.

Oleh karena itu PT. Sido Muncul yang memiliki market share tertinggi sebesar 31% dan teputasi yang bagus sebagai industri jamu terbesar di Indonesia harus merespon peluang dan menghadapi ancaman tersebut dengan kekuatan internal yang dimilikinya yaitu: memiliki pasilitas dan teknik manufacturing yang terkoordinasidengan baik merupakan kekuatan utama perusahaan ini untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, disamping keberadaan divisi R & D yang didukung laboratorium canggih dan dana riset sebagai andalan dalam mengembangkan produk, dukungan kegiatan adverstising dan promosi dengan alokasi dana yang cukup besardan konsep iklan yang bertujuan meningkatkan image jamu di masyarakat, serta kelengkapan dan kenyamanan fasilitas pabrik.

KESIMPULAN
A. Riset pemasaran adalah studi mengenai kebutuhan dan keinginan nasabah serta cara-cara agar bank dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Riset pemasaran dapat diperoleh dengan cara menugaskan mahasiswa atau dosen pada perguruan tinggi setempat, ataupun dapat menyewa suatu perusahaan riset pemasaran.
B. Cakupan riset pemasaran : riset bisnis atau ekonomi dan perusahaan, penentuan harga, produk, tempat atau saluran distribusi, dan promosi.
C. Proses riset pemasaran terdiri dari empat langkah : merumuskan masalah dan sasaran riset, mengembangkan rencana riset, mengimplementasikan rencana riset, dan menginterpretasikan serta melaporkan hasil temuan.
D. Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi yang menyediakan informasi yang diterapkan dalam pemasaran, sistem ini mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bauran pemasaran, yang mencakup 5P ( Produk, Place, Promotion, Price dan People ).
E. Ruang lingkup sistem informasi pemasaran : Informasi pemasaran yang rutin atau secara berkala dan Informasi pemasaran yang penyampaiannya atau penerimaannya sewaktu-waktu.
F. Konsep sistem informasi pemasaran terdiri dari 4 komponen : sistem laporan intern, sistem riset pemasaran, Sistem kecekatan atau daya pemikir pemasaran dan Sistem analisa pemasaran.