“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN
SIKLUS HIDUP PRODUK”
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu
produk yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan
besar dalam perencanaan pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan
mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil
memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadaap pengembangan produk baru, suatu
perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat
sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah
menciptakan inovasi baru yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus
mengganti produk-produk yang telah masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang
hidup produknya.
Semua
produk tampaknya mengalami siklus hidup produk dilahirkan melalui beberapa fase
dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu dapat
melayani kebutuhan dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini menghadirkan dua
tantangan utama :
Pertama,
karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu
mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan
pengembangan produk baru).
Kedua,
perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi
perubahan selera, teknologi dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap
siklus hidup (tantangan siklus hidup produk).
B.
Rumusan Masalah
1. Menganalisis definisi produk itu?
2
Bagaimanakah strategi pengembangan
produk baru yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi?
3
Apa dan bagaimanakah strategi daur hidup produk itu?
PEMBAHASAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Perusahaan
dapat memperoleh produk baru dengan dua cara. Satu melalui akuisisi- dengan
membeli seluruh perusahaan, sebuah hak paten, atau mengambil lisensi dari
produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru (new product
development) dalam departemen riset dan pengembangan (R&D) perusahaan
sendiri.Produk baru yang dimaksud sebagai produk orisinil adalah pengembangan
produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan perusahaan melalui
hasil riset dan pengembangan mereka sendiri.
Penelitian mengindikasikan bahwa
90% dari produk baru mengalami kegagalan, contoh dari 30.000 makanan, minuman
dan produk kecantikan baru yang diluncurkan setiap tahun, diperkirakaan 70%
hingga 90% hancur dalam waktu 12 bulan. Mengapa begitu banyak poduk yang gagal?
Ada beberapa alasan. Produk actual dapat di desain dengan buruk atau produk itu
salah diposisikan, diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi dan
di iklan kan dengan buruk.
A. Strategi
Pengembangan Produk Baru
Dalam
pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus
diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang matang
akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Seorang
perencana harus membuat karakteristik produk yang akan dihasilkan dengan
asumsi-asumsi :
1. Produk
tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2. Memilih
produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3. Produk
tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4. Produk
tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier.
5. Produk
tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6. Produk
tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.
Produk
pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak
untuk dikenal oleh masyarakat. Namun keberhasilan produk pioner akan mampu
memonopoli produk tersebut sampai saat produk follower mengikuti. Produk pioner
yang berhasil akan selalu dipakai konsumen dan malah akan dijadikan sebutan
untuk nama barang tersebut. Seperti sepeda motor Merk Honda, pioner sepeda
motor di Indonesia ini hingga saat ini masih menjadi produk yang sangat
digemari oleh konsumen. Bahkan dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda
motor itu hanya Honda, meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal dari
merk lain.
Disisi lain
produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., produsen Mie Instan
meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus dengan kualitas yang berbeda
disesuaikan dengan segmen/karakteristik konsumen. Indomie untuk kelas atas,
Supermie untuk menengah dan Sarimi untuk kelas bawah. Dengan segmentasi produk
ini ternyata produk-produk tersebut mampu bertahan disegmennya masing-masing
bahkan menjadi produk nomor satu.
Keberhasilan
kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi masyarakat bahwa sepeda
motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama saat ini. Karena nilai manfaat
produk inilah maka dengan mudah diterima oleh masyarakat konsumen. Produk
pioner akan berhasil jika produk tersebut memberikan manfaat yang sangat
signifikan bagi konsumen.
Produk
follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar. Namun produk
follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif akan kalah
bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah
produk-produk dari China. Sepeda Motor produk China dengan berbagai merk banyak
yang tidak mampu bersaing dengan produk Jepang. Hal ini dikarenakan kualitas
produk sepeda motor China masih dibawah produk Jepang. Sedangkan Hann Phone
(HP) produksi China saat ini sudah mampu merebut sebagian pangsa pasar HP di
Indonesia. HP produksi China saat ini memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan merk yang sudah lama beredar. Keunggulan kompetitif tersebut
antara lain ; harga yang murah dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan
melebihi fasilitas merk HP yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak
terlalu berbeda jauh.
Produk-produk
yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam pengembangan produk lebih
banyak menggunakan strategi perluasan merk dari pada membuat produk baru dengan
merk baru. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya promosi karena produk sudah
dikenal oleh masyarakat. Salah satu contoh strategi perluasan merk adalah
Produk sepeda motor Honda Supra. Dalam pengembangan Merk Honda Supra selalu
mengikuti sejak dari Honda Supra 100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc,
Supra X 200 cc hingga Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra
sudah dikenal oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak
meragukan. Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga membuat
beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda Revo, Honda
Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun penjualannya masih kalah
dari Honda Supra.
Contoh lain
pengembangan produk baru dengan strategi perluasan merk adalah produk Indomie
rasa nusantara dengan berbagai varian rasa yang berbeda-beda disesuaikan dengan
selera masing-masing daerah. Demikian juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika
dulu kita mengenal produk sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar
hingga saat ini, akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan
merk yang sama.
Pada pengembangan
produk pertanian, produk akan berhasil jika mengikuti isu atau perkembangan
informasi yang terbaru. Isu yang berkembang saat ini adalah masalah lingkungan
dengan adanya global warmning, back to nature dan penggunaan produk
organik. Produk pertanian akan mudah diterima konsumen jika produk tersebut
memiliki perbedaan yang sangat jelas dari produk yang sudah ada sebelumnya. Hal
ini dikarenakan produk pertanian pada umumnya adalah produk follower. Sebagai
contoh, peluncuran produk Bakpao Telo yang cukup sukses di Malang. Bahan baku
bakpao telo yang berasal dari ketela bagi konsumen merupakan hal yang baru dan
memiliki perbedaan yang cukup jelas dari produk bakpao yang telah ada dengan
bahan baku dari tepung.
Penggunaan
teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga cukup memberi kekuatan kepada
produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal ini dikuatkan dengan adanya
pengolahan produk buah-buahan menjadi keripik, seperti kripik apel, kripik
nanas, kripik nangka dan jenis buah-buahan lain yang selama ini dikonsumsi
dalam bentuk buah segar. Dengan teknologi pengeringan untuk buah basah dan
dikemas secara bagus menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut
menarik bagi konsumen.
Proses
Pengembangan Produk Baru
Banyak perusahaan menghadapi sebuah masalah dimana mereka harus menciptakan
produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk
menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan harus memahami pelanggannya,
pasar, dan pesaing serta pengembangan produk baru ysng memiliki nilai lebih
bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan
mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Tahap
utama pengembangan produk baru :
a.
Penciptaan ide / idea generation
Pencarian
sistematis untuk menemukan produk baru. Perusahaan biasanya harus menciptakan
banayak ide untuk dapat menemukan sedikit ide baik. Selain dari pihak internal
perusahaan, ide baru juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok,
dan lain-lain.
a)
Sumber ide internal
Sumber
internal diperoleh dari riset dan pengembangan formal. Perusahaan dapat memetik
pemikiran para eksekutif, peneliti, insinyur, staf manufaktur, dan tenaga
penjualan. Beberapa perusahaan berhasil mengembangkan program “intrapreneurial”
yang mendorong karyawan untuk memikirkan dan mengembangkan ide produk baru.
b)
Sumber ide external
Selain
dari pihak internal perusahaan, ide baru terbaik bagi perusahaan juga muncul
dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.
b.
Penyaringan ide / idea sceening
Penyaringan
bertujuan untuk membantu menemukan ide terbaik dan membuang secepatnya ide yang
buruk. Perusahaan pasti ingin maju dengan ide baru yang menguntungkan.
c.
Pengembangan dan pengujian konsep / product concept
Konsep
produk adalah versi detail dari ide produk baru yang dinyatakan dalam bahasa
konsumen yang mempunyi arti. Citera produk merupakan cara konsumen memandang
suatu produk actual atau potensial.
a)
Pengembangan konsep
Tugas
perusahaan adalah mengembangkan produk baru menjadi beberapa alternative konsep
produk, menemukan seberapa menariknya masing-masing konsep bagi pelanggan, dan
memilih konsep yang terbaik.
b)
Pengujian konsep
Menguji
konsep baru dengan sekelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apakah konsep
tersebut mempuyai daya tarik yang kuat bagi konsumen.
d.
Pengembangan strategi pemasaran / marketing strategy development
Pernyataan
strategi pemasaran ada tiga bagian, yaitu:
a. Menggambarkan
pasar sasaran, positioning produk yag direncanakan, dan tujuan penjualan,
pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.
b. Memberikan
kerangka bagi harga produk yang direncanakan, distribusi, dan anggaran
pemasaran tahun pertama.
c. Menjelaskan
rencana jangka panjang penjualan, tujuan laba, dan strategi bauran pemasaran.
e.
Analisis Bisnis / business analysis
Melakukan
peninjauan terhadap penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru untuk
mengetahui apakah faktor ini mempengaruhi faktor perusahaan.
Untuk
memperkirakan penjualan, perusahaan perlu melihat pada sejarah penjualan produk
serupa dan melakukan survey untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan kemudian
mengekstimasi penjualan maximum dan minimum untuk mengetahui jangkauan resiko.
Gunakan angka penjualan dan biaya untuk menganalisis daya tarik keuangan dari
produk baru.
f.
Pengembangan Produk
Bila
konsep produk melewati pengujian bisnis, konsep itu bergerak menjadi
pengembangan produk. Pengembangan produk memiliki pengertian yaitu mengembangkan
konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan bahwa ide produk
dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan. Tahap ini akan
menunjukan apakah ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Departemen
R&D akan mengembangkan dan menguji satu atau lebih versi nyata dari konsep
produk. Sering kali, suatu produk menjalani ujian yang berat untuk memastikan
produk itu bekerja secara aman dan efektif atau bahwa konsumen menemukan nilai
pada produk tersebut. Produk baru harus mempunyai fungsi fitur yang dibutuhkan
dan juga memiliki karakteristik psikologi yang diinginkan.
g.
Pemasaran Uji
Pemasaran
uji merupakan tahap di mana produk dan program pemasaran diperkenalkan pada
lingkungan pasar yang lebih realistis. Pemasaran uji memberikan pengalaman
kepada pemasar untuk memasarkan produk sebelum mengeluarkan banyak biaya pada
saat benar-benar diperkenalkan ke pasar. Pengujian ini memungkinkan perusahaan
menguji produk dan seluruh program pemasaran-strategi positioning, iklan,
distribusi, penetapan harga, merek dan kemasan, serta tingkat anggran.
Ketika
pihak manajemen telah yakin mengenai produk baru, perusahaan dapat melakukan
sedikit atau tanpa pemasaran uji. Namun, ketika manajemen tidak yakin akan
produk baru atau program pemasaran, perusahaan dapat melakukan banyak pemasaran
uji. Perusahaan memiliki tiga pendekatan dalam melakukan uji pasar.
1.
Pengujian pasar standar
Pengujian
pasar standar memiliki beberapa kelemahan. Pengujian ini bisa mengeluarkan
biaya yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang lama. Hal lain adalah
pesaing dapat melihat hasil pengujian pasar. Namun, pengujian pasar dapat
memberikan kesempatan pada pesaing untuk melihat produk baru perusahaan dengan
baik sebelum diluncurkan secara nasional. Walaupun ada kelemahan,
pengujian pasar standar masih menjadi pendekatan yang pal
ing
sering dipakai oleh sebagian besar pengujian di pasar.
2.
Pengujian pasar yang terkendali
Beberapa
perusahaan riset bekerja sama dengan sekelompok took, dalam pengawasan, yang
setuju menjual produk baru dengan suatu imbalan. Information Resource Inc.
(IRI) melacak perilaku konsumen secara individu terhadap produk baru. Pengujian
pasar terkendali biasanya lebih murah daripada pengujian pasar standar, lebih
cepat selesai. Namun, pengujian pasar terkendali tetap memungkinkan
pesainhg meninjau produk baru perusahaan.
3.
Pengujian pasar yang disimulasikan
Perusahaan
juaga dapat menguji produk baru pada lingkungan belanja yang disimulasikan.
Perusahan riset dapat menunjukkan iklan dan promosi dari bermacam-macam produk,
mencangkup produk baru yang sedang diuji. Simulasi ini memberikan percobaan
yang terukur dan efektivitas iklan terhadap iklan pesaing. Belakangan beberapa
pemasar mulai menggunakan pendekatan teknologi tinggi untuk mensimulasikan
riset pengujian, seperti virtual reality dan internet.
Pengujian
pasar yang disimulasikan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah, dapat
diselesaikan dalam tempo delapan minggu, dan merahasiakan produk baru dari
pesaing. Namun, banyak perusahaan yang merasa bahwa hasil pengujian ini tidak
akurat karena sampel barang kecil. Bila hasilnya positif maka produk tersebut
dapat diperkenalkan tanpa pengujian.
h.
Komersialisasi
Komersialisasi adalah pengenalan sebuah produk baru ke pasar. Pemasaran uji
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan akhir apakah
hendak meluncurkan produk baru bagi manajemen. Bila perusahaaan melanjutkan
komersialisasi mereka akan menghadapi biaya yang tinggi. Dalam kasus barang
kemasan konsumen baru yang utama , mereka dapat menghabiskan ratusan juta dolar
untuk iklan, promosi penjualan, dan usaha pemasaran lainnya dalam tahun
pertama. Perusahaan yang meluncurkan satu produk baru mula-mula harus
memutuskan waktu perkenalan.
Perusahaan
harus memutuskan dimana produk baru akan diluncurkan dalam satu lokasi,
wilayah, pasar nasional, atau pasar internasional. Segelintir perusahaan
mempunyai keyakinan, modal dan kapasitas untuk meluncurkan produk baru ke dalam
seluruh distribusi nasional atau internasional. Mereka akan mengembangkan
rencana peluncuran pasar (market rollout) pada suatu waktu. Secara khusus,
perusahaan kecil mungkin memasuki kota atau daerah yang menarik satu per satu.
Namun perusahaan yang lebih besar dapat dengan cepat memperkenalkan model baru
ke beberapa daerah atau ke seluruh pasar nasional. Perusahaan dengan sistem
distribusi internasional dapat memperkenalkan produk baru melalui peluncuran
global.
Mengatur
Pengembangan Produk Baru
Pengembangan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar melewati beberapa
tahapan. Perusahaan harus mengambil pendekatan yang menyeluruh untuk mengatur
proses ini. Pengembangan produk baru yang berhasil perlu berpusat pada
pelanggan, berdasarkan tim, dan usaha yang sistematis.
Pengembangan
Produk Baru yang Berpusar pada Pelanggan
Pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan adalah pengembangan
produk baru yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah
pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pelanggan. Salah
satu penelitian terakhir menemukan produk baru yang berhasil adalah yang
mempunyai diferensiasi, memecahkan permasalahan utama pelanggan, dan menawarkan
proposisi nilai pelanggan yang menarik.
Pengembangan
Produk Baru berdasarkan Tim
Pengembangan produk baru berdasarkan tim adalah sebuah pendekatan untuk
mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen bekerja sma secara erat,
melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat
waktu dan meningkatkan efektivitas. Tim ini biasanya meliputi departemen
pemasaran, keuangan, desain, produksi, dan hukum, bahkan pemasok dan perusahaan
pelanggan. Dalam proses yang berurutan, kebuntuan pada suatu fase bisa sangat
memperlambat keseluruhan proyek. Dalam pendekatan secara simultan, bila suatu
area fungsi mendapatkan rintangan, area tersebut bekerja untuk memecahkannya
sementara tim bergerak maju.
Pendekatan berdasarkan tim mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya
pendekatan ini kadang menimbulkan ketegangan dan kebingungan dalam organisasi,
dibandingkan pendekatan tahap yang berurutan. Namun, dalam industri yang cepat
berubah dengan siklus hidup produk yang lebih singkat, hasil dari pengembangan
produk yang cepat dan fleksibel jauh melebihi risikonya. Perusahaan yang
mengkombinasikan pendekatan yang berpusat pasa pelanggan dengan pengembangan
produk baru berdasarkan tim mendapatkan keunggulan kompetitif besar dengan
memperoleh produk baru yang terjadi di pasar secara lebih cepat.
Pengembangan
Produk Baru yang Sistematis
Tekahir, pengembangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis
daripada secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan,
dan banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini,
perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan,
meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
Pendekatan sistem manajemen inovasi ini memberikan dua hasil yang diinginkan.
Pertama, pendekatan ini membantu menciptakan budaya perusahaan berorientasi
inovasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa manajemen puncak mendukung,
mendorong, dan memberikan imbalan bagi inovasi. Kedua, pendekatan ini akan
memberikan ide produk baru dalam jumlah banyak, beberapa diantaranya sangat
istimewa. Ide baru yang bagus dapat dikembangkan secara lebih sistematis,
memberikan keberhasilan produk baru yang lebih banyak lagi. Tidak ada lagi ide
bagus yang hilang karena kekurangan dukungan dewan atau penasihat produk
senior.
Oleh karena itu, keberhasilan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar
memikirkan beberapa produk baru, menjadikan mereka produk dan menemukan
pelanggan untuk produk tersebut. Kesuksesan produk baru membutuhkan pendekatan
holistik untuk menemukan cara baru guna menciptakan pengalaman bernilai bagi
pelanggan, mulai dari menciptakan dan menyaring ide produk baru hingga
menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan.
Strategi
Siklus Hidup Produk
Setelah
meluncurkan produk baru, manajemen menginginkan suatu produk agar menikmati
hidup yang panjang dan bahagia. Manajemen mengetahui bahwa masing-masing produk
memiliki siklus hidupnya masing-masing. Salah satunya siklus hidup produk
(Product Life Cycle).
Siklus
hidup produk mempunyai lima tahapan yang berbeda:
1. Pengembangan
produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan suatu ide produk
baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih nol dan biaya investasi
perusahaan menumpuk.
2. Pengenalan,
periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat produk diperkenalkan
dipasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar
untuk memperkenalkan produk.
3. Pertumbuhan,
merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan
keuntungan.
4. Kedewasaan, periode melambatnya pertumbuhan
penjualan dikarenakan produk telah diterima sebagian besar pembeli potensial.
Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya
pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.
5. Penurunan,
periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.
Tidak
semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan
dan gugur dengan cepat, yang lain pada tahap kedewasaan butuh waktu yang sangat
lama. Merek yang panjang umur .
STUDI KASUS
“Produk INDOMIE”
Strategi pengembangan produk Indomie
Teknologi
Retort
Produk indomei Real Meat ini merupakan terobosan terbaru
dalam jajaran makanan instan. Karena menyajikan “topping” atau bubuhan makanan
dan bumbu dari bahan alami yang segar. Ada pun bahan alami yang terdapat dalam
topping Indomie Empal Goreng dan Telur Balado, seperti telur puyuh, kentang,
daging sapi dan bumbu rempah.bahan tersebut aman dikonsumsi karena diproses dengan menggunakan teknologi “retort” (pengolahan dengan suhu panas).
Hal itu didukung oleh penjelasan dari Prof Purwiyatno Hariyadi Pakar Teknologi Pangan dari IPB. Dia memaparkan teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun mikroorganisme penyebab penyakit- sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar (tanpa lemari es) walaupun tanpa bahan pengawet.
“Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu citarasa dan nilai gizi dengan baik. Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan
varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie
Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing
Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian
Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan
rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature,
sudah stabil, memiliki brand
equity yang sangat kuat sehingga
dapat bertahan sebagai Top of
Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang
mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar
dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat
di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Sampai sekarang Indomie terus mencoba
mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera
Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya
varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya
Siklus Hidup
Produk Indomie
Indomie
adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia,
Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di
Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara
Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang
mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie”
sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.
PENUTUP
Perusahaan
atau organisasi saat ini sudah mungkin semakin meningkat kesadarannya atas
betapa penting dan bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk
yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap dalam siklus hidup produk
dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Namun produk
barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produk pun
ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci kebrhasilan suatu pembaruan
terletak pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam menangani
gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur
pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
Proses
pengembangan produk baru mencakup sembilan tahap. Tujuan masing-masing tahapa
adalah tercapainya keputusan mengenai diteruskan tidaknya gagasan produk baru
itu.
Mengahadapi
munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung
pada karakteristik yang ada pada konsumen sendiri atau yang ada pada produk.
Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk atau jasa barunya kepada pengadopsi
dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar