Jumat, 23 Februari 2018

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK

“STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN SIKLUS HIDUP PRODUK”





                                                                     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

            Organisasi atau perusahaan, pastinya menginginkan untuk memproduksi suatu produk yang lain dari yang lain dan pertama kali ada. Salah satu tantangan besar dalam perencanaan pemasaran adalah bagiamana menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan tentang produk baru dan akhirnya berhasil memasarkannya. Karena belum tentu produk baru yang dimunculkan oleh suatu organisasi atau perusahaan dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
            Untuk mensukseskan gagasan-gagasan terhadaap pengembangan produk baru, suatu perusahaan perlu melakukan beberapa tahapan, agar produk yang diciptakan tepat sasaran dan diterima oleh pasar. Karena tujuan diciptakannya produk baru adalah menciptakan inovasi baru yang suskes di pasaran dan juga perusahaan harus mengganti produk-produk yang telah masuk ke tahap penurunan dalam daur ulang hidup produknya.
Semua produk tampaknya mengalami siklus hidup produk dilahirkan melalui beberapa fase dan pada akhirnya mati ketika ada produk baru datang dan produk baru itu dapat melayani kebutuhan dengan lebih baik. Siklus hidup produk ini menghadirkan dua tantangan utama :
Pertama, karena semua produk pada akhirnya mengalami penurunan, perusahaan harus mampu mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama (tantangan pengembangan produk baru).
Kedua, perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasarannya dalam menghadapi perubahan selera, teknologi dan persaingan ketika produk melewati tahap-tahap siklus hidup (tantangan siklus hidup produk).

B.   Rumusan Masalah
1.  Menganalisis definisi produk itu?
2  Bagaimanakah strategi pengembangan produk baru yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi?
3  Apa dan bagaimanakah strategi daur hidup produk itu?
PEMBAHASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Perusahaan dapat memperoleh produk baru dengan dua cara. Satu melalui akuisisi- dengan membeli seluruh perusahaan, sebuah hak paten, atau mengambil lisensi dari produk orang lain. Kedua adalah melalui pengembangan produk baru (new product development) dalam departemen riset dan pengembangan (R&D) perusahaan sendiri.Produk baru yang dimaksud sebagai produk orisinil adalah pengembangan produk, modifikasi produk, dan merek baru yang dikembangkan perusahaan melalui hasil riset dan pengembangan mereka sendiri.
Penelitian mengindikasikan bahwa 90% dari produk baru mengalami kegagalan, contoh dari 30.000 makanan, minuman dan produk kecantikan baru yang diluncurkan setiap tahun, diperkirakaan 70% hingga 90% hancur dalam waktu 12 bulan. Mengapa begitu banyak poduk yang gagal? Ada beberapa alasan. Produk actual dapat di desain dengan buruk atau produk itu salah diposisikan, diluncurkan pada waktu yang salah, harga terlalu tinggi dan di iklan kan dengan buruk.
 A. Strategi Pengembangan Produk Baru
Dalam pengembangan produk baru, tahapan awal yang harus diperhatikan adalah tahap perencanaan produk. Perencanaan produk yang matang akan meningkatkan keberhasilan dalam pengembangan produk baru. Seorang perencana harus membuat karakteristik produk yang akan dihasilkan dengan asumsi-asumsi :
1. Produk tersebut termasuk produk pioner apa produk follower (pengikut).
2. Memilih produk yang benar-benar baru atau perluasan merk.
3. Produk tersebut termasuk kategori barang konsumsi atau barang bisnis.
4. Produk tersebut bagi masyarakat termasuk kebutuhan pokok, sekunder atau tersier.
5. Produk tersebut digunakan untuk semua orang atau kalangan terbatas.
6. Produk tersebut digunakan untuk semua usia atau hanya umur tertentu saja.
Produk pioner atau produk permulaan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak untuk dikenal oleh masyarakat. Namun keberhasilan produk pioner akan mampu memonopoli produk tersebut sampai saat produk follower mengikuti. Produk pioner yang berhasil akan selalu dipakai konsumen dan malah akan dijadikan sebutan untuk nama barang tersebut. Seperti sepeda motor Merk Honda, pioner sepeda motor di Indonesia ini hingga saat ini masih menjadi produk yang sangat digemari oleh konsumen. Bahkan dibeberapa daerah di tanah air menyebut sepeda motor itu hanya Honda, meskipun yang dipakai oleh orang tersebut berasal dari merk lain.
Disisi lain produk pioner, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk., produsen Mie Instan meluncurkan Mie Instan dengan tiga merk sekaligus dengan kualitas yang berbeda disesuaikan dengan segmen/karakteristik konsumen. Indomie untuk kelas atas, Supermie untuk menengah dan Sarimi untuk kelas bawah. Dengan segmentasi produk ini ternyata produk-produk tersebut mampu bertahan disegmennya masing-masing bahkan menjadi produk nomor satu.
Keberhasilan kedua macam produk diatas tidak terlepas dari asumsi masyarakat bahwa sepeda motor dan mie instan termasuk kebutuhan utama saat ini. Karena nilai manfaat produk inilah maka dengan mudah diterima oleh masyarakat konsumen. Produk pioner akan berhasil jika produk tersebut memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi konsumen.
Produk follower (pengikut) lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar. Namun produk follower yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif akan kalah bersaing dengan produk yang sudah ada. Salah satu contohnya adalah produk-produk dari China. Sepeda Motor produk China dengan berbagai merk banyak yang tidak mampu bersaing dengan produk Jepang. Hal ini dikarenakan kualitas produk sepeda motor China masih dibawah produk Jepang. Sedangkan Hann Phone (HP) produksi China saat ini sudah mampu merebut sebagian pangsa pasar HP di Indonesia. HP produksi China saat ini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan merk yang sudah lama beredar. Keunggulan kompetitif tersebut antara lain ; harga yang murah dengan fasilitas dan fitur sama atau bahkan melebihi fasilitas merk HP yang sudah ada, dan kualitas produk juga tidak terlalu berbeda jauh.
Produk-produk yang sudah memiliki ekuitas merk yang kuat dalam pengembangan produk lebih banyak menggunakan strategi perluasan merk dari pada membuat produk baru dengan merk baru. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya promosi karena produk sudah dikenal oleh masyarakat. Salah satu contoh strategi perluasan merk adalah Produk sepeda motor Honda Supra. Dalam pengembangan Merk Honda Supra selalu mengikuti sejak dari Honda Supra 100 cc, Honda Supra X 110 cc, Supra XX 110 cc, Supra X 200 cc hingga Supra X injection. Hal ini dilakukan karena Honda Supra sudah dikenal oleh masyarakat secara luas dengan kualitas yang sudah tidak meragukan. Sebenarnya dalam pengembangan produk baru ini, Honda juga membuat beberapa varian dengan merk baru, seperti Honda Legenda, Honda Revo, Honda Blade, meskipun mampu melakukan penetrasi pasar, namun penjualannya masih kalah dari Honda Supra.
Contoh lain pengembangan produk baru dengan strategi perluasan merk adalah produk Indomie rasa nusantara dengan berbagai varian rasa yang berbeda-beda disesuaikan dengan selera masing-masing daerah. Demikian juga produk dari PT. Unilever, Tbk., jika dulu kita mengenal produk sabun mandi merk Lifebuoy begitu menguasai pasar hingga saat ini, akhirnya produk tersebut berkembang ke produk sampoo dengan merk yang sama.
Pada pengembangan produk pertanian, produk akan berhasil jika mengikuti isu atau perkembangan informasi yang terbaru. Isu yang berkembang saat ini adalah masalah lingkungan dengan adanya global warmning, back to nature dan penggunaan produk organik. Produk pertanian akan mudah diterima konsumen jika produk tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas dari produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dikarenakan produk pertanian pada umumnya adalah produk follower. Sebagai contoh, peluncuran produk Bakpao Telo yang cukup sukses di Malang. Bahan baku bakpao telo yang berasal dari ketela bagi konsumen merupakan hal yang baru dan memiliki perbedaan yang cukup jelas dari produk bakpao yang telah ada dengan bahan baku dari tepung.
Penggunaan teknologi untuk pengolahan produk pertanian juga cukup memberi kekuatan kepada produk pertanian untuk penetrasi pasar. Hal ini dikuatkan dengan adanya pengolahan produk buah-buahan menjadi keripik, seperti kripik apel, kripik nanas, kripik nangka dan jenis buah-buahan lain yang selama ini dikonsumsi dalam bentuk buah segar. Dengan teknologi pengeringan untuk buah basah dan dikemas secara bagus menggunakan alumunium oil menjadikan produk tersebut menarik bagi konsumen.


Proses Pengembangan Produk Baru
            Banyak perusahaan menghadapi sebuah masalah dimana mereka harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, dan pesaing serta pengembangan produk baru ysng memiliki nilai lebih bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Tahap utama pengembangan produk baru :

a.      Penciptaan ide / idea generation
Pencarian sistematis untuk menemukan produk baru. Perusahaan biasanya harus menciptakan banayak ide untuk dapat menemukan sedikit ide baik. Selain dari pihak internal perusahaan, ide baru juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.
a)         Sumber ide internal
Sumber internal diperoleh dari riset dan pengembangan formal. Perusahaan dapat memetik pemikiran para eksekutif, peneliti, insinyur, staf manufaktur, dan tenaga penjualan. Beberapa perusahaan berhasil mengembangkan program “intrapreneurial” yang mendorong karyawan untuk memikirkan dan mengembangkan ide produk baru.
b)        Sumber ide external
Selain dari pihak internal perusahaan, ide baru terbaik bagi perusahaan juga muncul dari pelanggan, pesaing, distributor, pemasok, dan lain-lain.

b.      Penyaringan ide / idea sceening
Penyaringan bertujuan untuk membantu menemukan ide terbaik dan membuang secepatnya ide yang buruk. Perusahaan pasti ingin maju dengan ide baru yang menguntungkan.

c.       Pengembangan dan pengujian konsep / product concept
Konsep produk adalah versi detail dari ide produk baru yang dinyatakan dalam bahasa konsumen yang mempunyi arti. Citera produk merupakan cara konsumen memandang suatu produk actual atau potensial.
a)      Pengembangan konsep
Tugas perusahaan adalah mengembangkan produk baru menjadi beberapa alternative konsep produk, menemukan seberapa menariknya masing-masing konsep bagi pelanggan, dan memilih konsep yang terbaik.
b)      Pengujian konsep
Menguji konsep baru dengan sekelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apakah konsep tersebut mempuyai daya tarik yang kuat bagi konsumen.

d.      Pengembangan strategi pemasaran / marketing strategy development
Pernyataan strategi pemasaran ada tiga bagian, yaitu:
a.       Menggambarkan pasar sasaran, positioning produk yag direncanakan, dan tujuan penjualan, pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.
b.      Memberikan kerangka bagi harga produk yang direncanakan, distribusi, dan anggaran pemasaran tahun pertama.
c.       Menjelaskan rencana jangka panjang penjualan, tujuan laba, dan strategi bauran pemasaran.
e.       Analisis Bisnis / business analysis
Melakukan peninjauan terhadap penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru untuk mengetahui apakah faktor ini mempengaruhi faktor perusahaan.
Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan perlu melihat pada sejarah penjualan produk serupa dan melakukan survey untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan kemudian mengekstimasi penjualan maximum dan minimum untuk mengetahui jangkauan resiko. Gunakan angka penjualan dan biaya untuk menganalisis daya tarik keuangan dari produk baru.

f.       Pengembangan Produk
Bila konsep produk melewati pengujian bisnis, konsep itu bergerak menjadi pengembangan produk. Pengembangan produk memiliki pengertian yaitu mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.  Tahap ini akan  menunjukan apakah ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan.
Departemen R&D akan mengembangkan dan menguji satu atau lebih versi nyata dari konsep produk. Sering kali, suatu produk menjalani ujian yang berat untuk memastikan produk itu bekerja secara aman dan efektif atau bahwa konsumen menemukan nilai pada produk tersebut. Produk baru harus mempunyai fungsi fitur yang dibutuhkan dan juga memiliki karakteristik psikologi yang diinginkan.
g.      Pemasaran Uji
Pemasaran uji merupakan tahap di mana produk dan program pemasaran diperkenalkan pada lingkungan pasar yang lebih realistis. Pemasaran uji memberikan pengalaman kepada pemasar untuk memasarkan produk sebelum mengeluarkan banyak biaya pada saat benar-benar diperkenalkan ke pasar. Pengujian ini memungkinkan perusahaan menguji produk dan seluruh program pemasaran-strategi positioning, iklan, distribusi, penetapan harga, merek dan kemasan, serta tingkat anggran.
Ketika pihak manajemen telah yakin mengenai produk baru, perusahaan dapat melakukan sedikit atau tanpa pemasaran uji. Namun, ketika manajemen tidak yakin akan produk baru atau program pemasaran, perusahaan dapat melakukan banyak pemasaran uji. Perusahaan memiliki tiga pendekatan dalam melakukan uji pasar.
1.      Pengujian pasar standar
Pengujian pasar standar memiliki beberapa kelemahan. Pengujian ini bisa mengeluarkan biaya yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang lama. Hal lain adalah pesaing dapat melihat hasil pengujian pasar.  Namun, pengujian pasar dapat memberikan kesempatan pada pesaing untuk melihat produk baru perusahaan dengan baik sebelum diluncurkan secara nasional.  Walaupun ada kelemahan, pengujian pasar standar masih menjadi pendekatan yang pal
ing sering dipakai oleh sebagian besar pengujian di pasar.

2.      Pengujian pasar yang terkendali
Beberapa perusahaan riset bekerja sama dengan sekelompok took, dalam pengawasan, yang setuju menjual produk baru dengan suatu imbalan. Information Resource Inc. (IRI) melacak perilaku konsumen secara individu terhadap produk baru. Pengujian pasar terkendali biasanya lebih murah daripada pengujian pasar standar, lebih cepat selesai.  Namun, pengujian pasar terkendali tetap memungkinkan pesainhg meninjau produk baru perusahaan.
3.      Pengujian pasar yang disimulasikan
Perusahaan juaga dapat menguji produk baru pada lingkungan belanja yang disimulasikan. Perusahan riset dapat menunjukkan iklan dan promosi dari bermacam-macam produk, mencangkup produk baru yang sedang diuji. Simulasi ini memberikan percobaan yang terukur dan efektivitas iklan terhadap iklan pesaing. Belakangan beberapa pemasar mulai menggunakan pendekatan teknologi tinggi untuk mensimulasikan riset pengujian, seperti virtual reality dan internet.
Pengujian pasar yang disimulasikan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah, dapat diselesaikan dalam tempo delapan minggu, dan merahasiakan produk baru dari pesaing. Namun, banyak perusahaan yang merasa bahwa hasil pengujian ini tidak akurat karena sampel barang kecil. Bila hasilnya positif maka produk tersebut dapat diperkenalkan tanpa pengujian.

h.      Komersialisasi
            Komersialisasi adalah pengenalan sebuah produk baru ke pasar. Pemasaran uji menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan akhir apakah hendak meluncurkan produk baru bagi manajemen. Bila perusahaaan melanjutkan komersialisasi mereka akan menghadapi biaya yang tinggi. Dalam kasus barang kemasan konsumen baru yang utama , mereka dapat menghabiskan ratusan juta dolar untuk iklan, promosi penjualan, dan usaha pemasaran lainnya dalam tahun pertama. Perusahaan yang meluncurkan satu produk baru mula-mula harus memutuskan waktu perkenalan.
Perusahaan harus memutuskan dimana produk baru akan diluncurkan dalam satu lokasi, wilayah, pasar nasional, atau pasar internasional. Segelintir perusahaan mempunyai keyakinan, modal dan kapasitas untuk meluncurkan produk baru ke dalam seluruh distribusi nasional atau internasional. Mereka akan mengembangkan rencana peluncuran pasar (market rollout) pada suatu waktu. Secara khusus, perusahaan kecil mungkin memasuki kota atau daerah yang menarik satu per satu. Namun perusahaan yang lebih besar dapat dengan cepat memperkenalkan model baru ke beberapa daerah atau ke seluruh pasar nasional. Perusahaan dengan sistem distribusi internasional dapat memperkenalkan produk baru melalui peluncuran global.


Mengatur Pengembangan Produk Baru
            Pengembangan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar melewati beberapa tahapan. Perusahaan harus mengambil pendekatan yang menyeluruh untuk mengatur proses ini. Pengembangan produk baru yang berhasil perlu berpusat pada pelanggan, berdasarkan tim, dan usaha yang sistematis.
Pengembangan Produk Baru yang Berpusar pada Pelanggan
            Pengembangan produk baru yang berpusat pada pelanggan adalah pengembangan produk baru yang berfokus pada menemukan cara baru untuk memecahkan masalah pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pelanggan. Salah satu penelitian terakhir menemukan produk baru yang berhasil adalah yang mempunyai diferensiasi, memecahkan permasalahan utama pelanggan, dan menawarkan proposisi nilai pelanggan yang menarik.
Pengembangan Produk Baru berdasarkan Tim
            Pengembangan produk baru berdasarkan tim adalah sebuah pendekatan untuk mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen bekerja sma secara erat, melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektivitas. Tim ini biasanya meliputi departemen pemasaran, keuangan, desain, produksi, dan hukum, bahkan pemasok dan perusahaan pelanggan. Dalam proses yang berurutan, kebuntuan pada suatu fase bisa sangat memperlambat keseluruhan proyek. Dalam pendekatan secara simultan, bila suatu area fungsi mendapatkan rintangan, area tersebut bekerja untuk memecahkannya sementara tim bergerak maju.
            Pendekatan berdasarkan tim mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya pendekatan ini kadang menimbulkan ketegangan dan kebingungan dalam organisasi, dibandingkan pendekatan tahap yang berurutan. Namun, dalam industri yang cepat berubah dengan siklus hidup produk yang lebih singkat, hasil dari pengembangan produk yang cepat dan fleksibel jauh melebihi risikonya. Perusahaan yang mengkombinasikan pendekatan yang berpusat pasa pelanggan dengan pengembangan produk baru berdasarkan tim mendapatkan keunggulan kompetitif besar dengan memperoleh produk baru yang terjadi di pasar secara lebih cepat.
Pengembangan Produk Baru yang Sistematis
            Tekahir, pengembangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis daripada secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan, dan banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini, perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan, meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
            Pendekatan sistem manajemen inovasi ini memberikan dua hasil yang diinginkan. Pertama, pendekatan ini membantu menciptakan budaya perusahaan berorientasi inovasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa manajemen puncak mendukung, mendorong, dan memberikan imbalan bagi inovasi. Kedua, pendekatan ini akan memberikan ide produk baru dalam jumlah banyak, beberapa diantaranya sangat istimewa. Ide baru yang bagus dapat dikembangkan secara lebih sistematis, memberikan keberhasilan produk baru yang lebih banyak lagi. Tidak ada lagi ide bagus yang hilang karena kekurangan dukungan dewan atau penasihat produk senior.
            Oleh karena itu, keberhasilan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar memikirkan beberapa produk baru, menjadikan mereka produk dan menemukan pelanggan untuk produk tersebut. Kesuksesan produk baru membutuhkan pendekatan holistik untuk menemukan cara baru guna menciptakan pengalaman bernilai bagi pelanggan, mulai dari menciptakan dan menyaring ide produk baru hingga menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan.



Strategi Siklus Hidup Produk
Setelah meluncurkan produk baru, manajemen menginginkan suatu produk agar menikmati hidup yang panjang dan bahagia. Manajemen mengetahui bahwa masing-masing produk memiliki siklus hidupnya masing-masing. Salah satunya siklus hidup produk (Product Life Cycle).
Siklus hidup produk mempunyai lima tahapan yang berbeda:
1.      Pengembangan produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan suatu ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
2.      Pengenalan, periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat produk diperkenalkan dipasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk.
3.      Pertumbuhan, merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan keuntungan.
4.       Kedewasaan, periode melambatnya pertumbuhan penjualan dikarenakan produk telah diterima sebagian besar pembeli potensial. Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.
5.      Penurunan, periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.
Tidak semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan dan gugur dengan cepat, yang lain pada tahap kedewasaan butuh waktu yang sangat lama. Merek yang panjang umur .







STUDI KASUS
“Produk INDOMIE”
Strategi pengembangan produk Indomie
Teknologi Retort
Produk indomei Real Meat ini merupakan terobosan terbaru dalam jajaran makanan instan. Karena menyajikan “topping” atau bubuhan makanan dan bumbu dari bahan alami yang segar. Ada pun bahan alami yang terdapat dalam topping Indomie Empal Goreng dan Telur Balado, seperti telur puyuh, kentang, daging sapi dan bumbu rempah.
 bahan tersebut aman dikonsumsi karena diproses dengan menggunakan teknologi “retort” (pengolahan dengan suhu panas).
Hal itu didukung oleh penjelasan dari Prof Purwiyatno Hariyadi Pakar Teknologi Pangan dari IPB. Dia memaparkan teknologi retort adalah teknologi yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan prinsip pengemasan secara kedap dan dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Prinsip utama dalam proses pengawetan pangan dengan teknologi retort adalah untuk membunuh mikrooraganisme -baik mikroorganisme pembusuk maupun mikroorganisme penyebab penyakit- sehingga diperoleh produk pangan yang aman dan sekaligus awet, bisa disimpan pada suhu kamar (tanpa lemari es) walaupun tanpa bahan pengawet.
“Dengan melakukan optimasi suhu dan waktu pemanasan yang tepat, teknologi retort dapat menghasilkan produk pangan yang awet dan aman, dan sekaligus mempertahankan mutu citarasa dan nilai gizi dengan baik. Produk steril hasil proses retort ini akan tetap awet dan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso. Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan.
Peningkatan omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan para pesaing–pesaingnya. Ditinjau lebih jauh tahap pendewasaan ini dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut.
Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan
Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya

Siklus Hidup Produk Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
• Fase Pengenalan
Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.
• Fase Pertumbuhan
Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup , diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso.
Di tahun 2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie meskipun masih produk baru.
Sampai sekarang Indomie terus mencoba mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk, Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-upgrade kemasannya.
• Fase Kematangan
Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles; Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.
Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer. Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat. Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001, terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria, Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.
• Fase Penurunan
Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan “Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.


PENUTUP
 Kesimpulan
Perusahaan atau organisasi saat ini sudah mungkin semakin meningkat kesadarannya atas betapa penting dan bermanfaatnya pengembangan produk atau jasa baru. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap dalam siklus hidup produk dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Namun produk barupun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produk pun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci kebrhasilan suatu pembaruan terletak pada pengelolaan organisator yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
Proses pengembangan produk baru mencakup sembilan tahap. Tujuan masing-masing tahapa adalah tercapainya keputusan mengenai diteruskan tidaknya gagasan produk baru itu.
Mengahadapi munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung pada karakteristik yang ada pada konsumen sendiri atau yang ada pada produk. Pengusaha selalu berusaha melempar prosuk atau jasa barunya kepada pengadopsi dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar